Lihat ke Halaman Asli

Li Jun dan Seutas Benang Merah

Diperbarui: 11 April 2016   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Keindahan Alam GuangXi (Sumber: chindonews.blogspot.com)"][/caption]

Di suatu pedesaan yang indah pada zaman kerajaan Qing, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Li Jun. Orang tuanya memberikan nama Li Jun agar kelak dia bisa menjadi sosok laki-laki yang sekuat prajurit, karena Li Jun (李军) berarti prajurit. Li Jun merupakan anak laki-laki yang tidak bisa diam dan selalu menghabiskan waktunya untuk bermain bersama teman-temannya.

Pada suatu hari, Li Jun dan teman-temannya bermain petak umpet di dalam sebuah hutan. Li Jun yang memiliki sikap kompetitif dan tidak ingin ketahuan oleh temannya, akhirnya memutuskan untuk bersembunyi di bagian hutan yang dalam.

“Kalau seperti ini, aku pasti tidak akan ketahuan.” Ucap Li Jun pelan.

Dia bersandar di balik pohon besar sambil memutar-mutar ranting kayu di tangannya. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu hingga membuat Li Jun tertidur.

“Hei, apakah kalian tahu dimana Li Jun? Kok sampai sekarang aku belum menemukannya ya?” Kata Liu Wei, teman Li Jun.

“Mungkin dia sudah pulang, ini sudah hampir malam dan dia pasti kelaparan. Li Jun memang sering meninggalkan kita kalau sudah mulai lapar, bukan?” Kata Wang Hao.

“Ya sudah, ayo kita pulang, ibuku akan marah kalau aku pulang malam.” Tambah teman yang lain.

Akhirnya teman-teman Li Jun bergegas pulang tanpa mengetahui bahwa temannya masih berada di dalam hutan.  Senja yang berwarna oranye, berganti menjadi malam gelap. Li Jun yang masih tertidur akhirnya terbangun oleh sorotan sinar bulan purnama yang menembus celah-celah dedaunan. Li Jun mengerjapkan matanya pelan sambil meregangkan badan. Dilihatnya sekeliling, gelap dan hanya ada suara kumbang hutan yang bersenandung.

“Aku pasti tertidur saat bersembunyi. Bagaimana caranya aku pulang? Jalannya begitu gelap!” Li Jun kebingungan sambil memegangi ranting pohon kuat-kuat. Dia kemudian memberanikan diri untuk berlari menembus gelapnya hutan hingga akhirnya dia sampai di jalan pinggir hutan.

“Akhirnya aku sampai disini.” Ucap Li Jun penuh syukur. Kemudian pandangan matanya tertuju pada sesosok pria yang berdiri di bawah sinar bulan purnama. Karena penasaran, Li Jun mendekati sesosok pria itu perlahan. Sesosok pria itu kemudian berkata,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline