Lihat ke Halaman Asli

Tentang Tema

Diperbarui: 1 Februari 2017   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1423792735167065801


Menulis teori kepenulisan di blog ini rasanya basi banget, deh. Tapi…mungkin basi bagi mereka yang sudah biasa menulis dan sering mendengar atau membaca teori-teori kepenulisan. Bagi mereka yang baru masuk ke dunia ini kayaknya tidak ada kata basi. 

Oke, saya akan coba selipkan postingan tentang teori kepenulisan di sini, meski gak detail, mudah-mudahan bisa jadi suluh kecil di kegelapan (hmmm…apalagi ini?) bagi calon penulis yang benar-benar masih gelap dengan dunia penuh kata dan imajinasi ini.

Yup! Kita mulai dengan TEMA dulu, ya...

Banyak penulis pemula yang bingung untuk memulai menulis. Padahal mereka memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk menulis. Tetapi ketika mereka mulai duduk di depan komputer (ssst…ada yang masih pakai mesin tik gak? Jangan malu untuk ngaku ya! Pak polisi aja masih pake kok hehe...) tiba-tiba pikiran mereka menjadi blankBingungtidak tahu apa yang harus ditulis.

Novelis Claude Simone memberikan mantra untuk para penulis yang mengalami masalah ini, yaitu, “Tulislah apa yang kau ketahui”

Ya! Hanya itu! Tema merupakan gagasan atau ide pokok dari sebuah tulisan. Tema juga merupakan daya tarik atau daya pikat pertama dari sebuah tulisan.

Nah, sekarang gimana cara mencari dan mengumpulkan tema atau ide? Tentunya agar menjadi layak untuk ditulisDari mana ide itu didapat sehingga bisa diolah menjadi cerita yang baik?

Sebenarnya banyak cara atau tempat kita menemukan ide yang bisa digunakan untuk membangun cerita. Diantaranya adalah:

Pertama; Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadiapalagi yang paling berkesan (termasukrisetmerupakan sumber ide yang bisa digunakan untuk membuat cerita. Novel NH Dini yang berjudul Pada Sebuah Kapal merupakan sebuah contoh. Begitu juga Balada si Roy-nya Gola Gong.

Ernest Hemingway menyulap pengalaman pribadinya sebagai serdadu dalam peperangan-peperangan yang pernah diikutinya menjadi sebuah karya monumental. Leo Tosloy menjadi pengarang terkenal setelah menulis triloginya, Childhood, Boyhood, Youth, yang mengambil pengalaman masa kecilnya sebagai bahan cerita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline