Kemampuan literasi dini atau kemampuan baca tulis merupakan kemampuan yang penting dimiliki dalam proses perkembangan anak. Kemampuan membaca yang rendah diasosiasikan dengan rendahnya prestasi di sekolah, kurangnya kemampuan literasi saat dewasa, serta meningkatnya masalah perilaku dan tingkat putus sekolah.
Kemampuan literasi yang dimiliki oleh anak usia dini sebagai proyeksi potensi literasi pada saat di sekolah dasar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada dalam peringkat 62 menurut 70 negara terkait taraf literasi, dimana Indonesia berada dalam 10 negara terbawah menggunakan taraf literasi rendah.
Membaca merupakan satu ketrampilan penting dalam budaya modern saat ini. oleh sebab itu, stimulasi pencapaian kemampuan literasi mulai sejak awal usia dini penting dilakukan.
Sebab, kemampuan literasi awal yang bagus bisa mempermudah anak dalam hal membaca dan juga bisa meningkatkan kesuksesan di sekolah. Anak yang telah menguasai literasi sedini mungkin akan menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. kegiatan literasi harus berupa kegiatan bermain. Bermain disini bisa berupa mengajak anak untuk berbicara dan juga memberi verbal scaffolding (penguatan).
Anak usia dini berada di fase perkembangan sekaligus perkembangan pesat dari segi mental maupun fisiknya. Oleh karena itu, Anak usia dini adalah masa emas, dimana anak mempunyai potensi untuk belajar banyak hal dengan cepat.
Anak usia dini penting untuk menumbuhkan kebiasaan berliterasi sejak dini karena kemampuan literasi dapat menjadi modal awal dalam menghadapi dunia pada masa yang akan datang.
Karena literasi dapat mengembangkan kemampuan dasar anak seperti membaca, berhitung dan menulis bisa menjadi persiapan anak untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Mengembangkan literasi sejak dini juga bisa membuat anak lebih bisa berfikir kritis dalam berbagai situasi.
Kemampuan literasi dini merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki anak usia dini untuk menyiapkan diri belajar membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan di sekolah dasar. Banyak orangtua dan guru yang menyadari akan pentingnya mengajarkan calistung sejak dini.
Namun terkait peran, banyak orang tua yang menyerahkan kegiatan stimulasi literasi ini kepada guru di sekolah dan guru menyampaikan kegiatan literasi ini dengan cara monoton, drill, dan anak hanya duduk serta bu guru menerangkan di depan, sehingga anak banyak mengeluh tidak bisa, lelah, dan menangis.
Aktivitas calistung ini boleh untuk dikenalkan pada anak usia dini tetapi menggunakan cara yang menyenangkan, supaya anak tidak mengalami mental hectic.
Program multisensori dalam literasi merupakan proses belajar yang menggunakan sensori visual (penglihatan), kinestetik-taktil (gerakan), dan auditori (pendengaran) hal tersebut untuk meningkatkan ingatan dan juga proses belajarnya.