Lihat ke Halaman Asli

Refleksi di Penghujung Tahun 2024 : Jadi Guru itu Rawan Viral tapi menjadi Teladan yang Terlupakan

Diperbarui: 27 Desember 2024   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ah, 2024, tahun yang penuh kejutan. Kita tidak hanya disuguhkan drama politik, tapi juga tontonan tak kalah seru: kasus-kasus guru yang viral di media sosial. Semua jadi bahan diskusi yang panas, bahkan sering kali tanpa tahu konteks lengkapnya. Nah, sebagai guru, apa yang sebenarnya bisa kita refleksikan dari semua ini?

Guru: Pahlawan atau Pesakitan?

Mari jujur, dunia mengharapkan kita menjadi pahlawan tanpa pamrih. Tapi di era digital, sedikit salah melangkah, dan boom! nama kita jadi trending topic. Bukannya mendapat penghargaan, malah dihujat tanpa ampun. Ini membuat kita bertanya-tanya: apa masih aman menjadi guru yang tegas tapi sayang?

Tentu, ada guru yang memang keliru, dan itu tak bisa dibenarkan. Tapi ada juga guru yang niatnya mendidik malah diseret netizen ke meja "pengadilan moral." Kadang kita lupa bahwa guru juga manusia. Manusia yang bisa salah, lelah, bahkan kalah.

Teknologi: Teman atau Musuh?

Di 2024, satu pelajaran penting yang kita dapat adalah: kamera ponsel ada di mana-mana. Satu gerakan yang dianggap "tidak pantas" bisa langsung diabadikan dan diunggah. Tak ada ruang untuk kesalahan, apalagi konteks.

Tapi mari kita lihat sisi lainnya. Guru juga bisa menggunakan teknologi untuk mendidik, bahkan meluruskan narasi. Jadi, resolusinya bukan menghindari kamera, tapi mulai belajar bagaimana menjadikannya alat untuk kebaikan.

Apakah Tegas Masih Diperbolehkan?

Kasus viral sering kali menyudutkan guru karena dianggap terlalu keras. Pertanyaannya: bagaimana kita mendidik generasi yang terbiasa dengan kenyamanan tanpa batas, tetapi tetap perlu tahu arti disiplin? Jawabannya: keseimbangan. Kita perlu menemukan cara mendidik yang relevan dengan zaman. Tegas itu penting, tapi dengan pendekatan yang humanis dan komunikatif. Kalau bisa, tanpa penggaris melayang.

Siswa dan Orang Tua: Di Mana Posisi Mereka?

Refleksi ini tidak lengkap tanpa menyebut peran siswa dan orang tua. Guru sering kali berdiri di tengah badai ekspektasi: orang tua menginginkan anaknya sukses, siswa ingin dimanjakan, dan masyarakat berharap kita sempurna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline