Perubahan zaman telah membawa banyak perubahan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal pendidikan. Jika kita melihat generasi milenial, dahulu mereka berjuang keras untuk mendapatkan kursi di sekolah negeri dengan harapan mendapatkan pendidikan berkualitas yang dianggap dapat menunjang masa depan yang cerah. Kini, setelah menjadi orang tua, mereka menghadapi tantangan baru: menyekolahkan anak-anaknya di sekolah swasta. Apa yang menyebabkan pergeseran ini, dan apa makna dari perubahan harapan pendidikan generasi milenial? Di era 90-an hingga awal 2000-an, sekolah negeri di Indonesia memiliki reputasi tinggi sebagai institusi pendidikan yang unggul dan prestisius. Sekolah negeri menawarkan biaya yang relatif terjangkau, kualitas pendidikan yang dianggap baik, serta tenaga pengajar yang kompeten. Di banyak daerah, sekolah negeri sering kali dilengkapi dengan fasilitas yang lebih memadai dibanding sekolah swasta, yang pada saat itu belum terlalu banyak dan belum begitu diminati.
Bagi banyak generasi milenial, diterima di sekolah negeri, apalagi yang favorit, merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Persaingan yang ketat untuk masuk sekolah negeri favorit menciptakan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat dan mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk. Orang tua mereka, yang mayoritas juga mengenyam pendidikan di sekolah negeri, menganggap sekolah negeri sebagai simbol kesuksesan dan harapan masa depan. Seiring perkembangan zaman, semakin banyak sekolah swasta bermunculan dengan berbagai keunggulan, mulai dari kurikulum internasional, fasilitas modern, hingga pendekatan pengajaran yang lebih kreatif dan individualis. Sekolah swasta kini menawarkan beragam program pendidikan yang lebih bervariasi dan sering kali lebih mengutamakan pengembangan karakter dan keterampilan abad 21. Bagi para orang tua milenial, yang telah mengalami perubahan dalam dunia kerja dan melihat langsung kebutuhan akan keterampilan praktis, sekolah swasta tampaknya menawarkan program yang lebih sesuai untuk menyiapkan anak-anak mereka menghadapi masa depan. Kurikulum yang dipadukan dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis, teknologi, dan bahasa asing dianggap mampu mengakomodasi tantangan dunia modern. Namun, bersekolah di swasta tentu bukan tanpa tantangan. Biaya pendidikan di sekolah swasta umumnya jauh lebih tinggi dibanding sekolah negeri, sehingga menuntut pengorbanan finansial yang tidak sedikit.
Dalam kondisi ekonomi yang dinamis, memilih menyekolahkan anak di sekolah swasta sering kali menjadi keputusan besar bagi para orang tua. Mereka harus melakukan perencanaan keuangan jangka panjang, dengan harapan investasi pendidikan ini akan memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka. Memilih sekolah swasta tentu memiliki risiko dan tantangan tersendiri. Selain faktor biaya, ada pula kekhawatiran mengenai apakah keputusan ini benar-benar yang terbaik untuk anak-anak mereka. Orang tua generasi milenial yang kini memiliki peran dalam menentukan arah pendidikan anak-anak mereka sering kali mengalami dilema antara mengikuti perkembangan zaman atau tetap berpegang pada tradisi pendidikan negeri. Banyak di antara mereka masih menganggap bahwa sekolah negeri memiliki nilai-nilai positif, seperti keberagaman sosial, budaya gotong royong, dan solidaritas antarsiswa yang kuat. Namun, kekhawatiran terhadap fasilitas dan kurikulum yang mungkin kurang modern membuat sebagian dari mereka akhirnya memilih sekolah swasta. Pergantian generasi membawa pandangan baru terhadap pendidikan. Jika generasi milenial dahulu memperjuangkan kursi di sekolah negeri, kini mereka memperjuangkan pendidikan yang paling cocok untuk anak-anak mereka, tanpa terikat pada label "negeri" atau "swasta." Pada akhirnya, baik sekolah negeri maupun swasta memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Bagi para orang tua milenial, memahami kebutuhan anak dan menilai kemampuan finansial adalah langkah bijak sebelum mengambil keputusan. Pergeseran ini adalah cermin dari perubahan dunia pendidikan di Indonesia yang semakin beragam dan dinamis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H