Lihat ke Halaman Asli

Komik Sebagai Sarana untuk Mengembangkan Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar Kelas 1

Diperbarui: 19 Juni 2024   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS


Piaget (dalam Enny, 2013) mengemukakan bahwa operasional konkret adalah tahap perkembangan kognitif siswa yang terjadi pada umur 7-11 tahun. Siswa kelas I termasuk dalam tahap perkembangan kognitif operasional konkret. Tingkat perkembangan kognitif operasional konkret memiliki ciri dapat menerima konsep-konsep abstrak melalui benda benda konkret (Rostina, 2013: 25). Bagi siswa kelas 1, membaca menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan adanya media komik bisa menjadi solusi untuk meningkatkan literasi mereka.

Komik adalah media visual yang menggunakan gambar dan teks untuk menyampaikan informasi kepada pembaca. Komik memiliki fungsi awal sebagai media hiburan, namun dapat diramu menjadi suatu bahan bacaan yang edukatif, yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. 

Dilihat dari segi bentuk atau format, komik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu komik potongan atau komik strip, komik buku dan komik online. 

Sedangkan berdasarkan isi cerita, dibagi menjadi tiga jenis, yaitu komik fiktif, komik biografi dan komik ilmiah. Keunggulan komik adalah dapat menyajikan suatu pesan atau informasi melalui sebuah cerita yang disajikan dalam bentuk rangkaian gambar dan balon-balon teks. Sehingga para pembaca terutama siswa akan terpancing motivasinya untuk membaca dan belajar.

Penelitian ini menggunakan media komik terhadap kemampuan literasi sains siswa. Dengan salah satu materi pembelajaran yaitu IPA pada siswa kelas 1 dengan materi manfaat matahari untuk manusia, tumbuhan, dan hewan. 

Pemakaian materi manfaat matahari sebagai latar cerita yang menjadikan komik ini memiliki muatan cerita yang kontekstual dengan keadaan lingkungan siswa. Karena energi matahari adalah suatu peristiwa yang sudah tidak asing di kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga akan memudahkan siswa dalam proses pemahaman materi. 

Faktor pertama yang menjadi target dalam penelitian ini adalah waktu penelitian yang dipilih karena akan lebih memudahkan dalam tahap penggambaran komik sehingga akan lebih mengefisienkan waktu pembuatan komik ini. Faktor pertimbangan kedua yaitu target pembaca. 

Target pembaca yang diincar adalah siswa sekolah dasar yang masih dalam usia anak-anak. Anak-anak cenderung kurang mampu menangkap pesan yang terlalu rumit atau kompleks, oleh karena itu komik yang menarik digunakan agar pesan yang hendak disampaikan dalam komik ini dapat diterima dan dipahami oleh siswa, terutama siswa kelas 1.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda, merasakan pembelajaran yang lebih menyenangkan, sehingga dapat memicu motivasi siswa dalam membaca dan belajar tanpa ada rasa terpaksa. Serta membantu dalam peningkatan kemampuan literasi sains siswa. 

Membaca bagi anak, terutama siswa kelas 1 sekolah dasar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak-anak dan memperkaya kosakata mereka. Siswa dapat memperoleh kemampuan untuk berpikir kritis dengan memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi melalui membaca.
 Berdasarkan observasi dan hasil tes membaca awal pada 20 Mei 2024 dengan siswa siswi di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Ketawanggede, ditemukan bahwa rata-rata kemampuan membaca siswa dasar rendah. Para siswa dasar mengalami kesulitan serupa, yakni belum mampu membedakan bentuk huruf yang mirip, pelafalan huruf yang hampir sama dan belum mampu menyusun huruf-huruf menjadi kata dengan benar.
Siswa yang menjadi objek penelitian yaitu siswi kelas 1A dan 1C dengan jumlah murid kurang lebih 20 siswa. Sejak awal mulai observasi melihat dan meneliti para siswa-siswi kelas 1A dan kelas 1C Sekolah Dasar Negeri Ketawanggede ketika itu mereka sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pengampu kelas masing masing. Rata-rata para siswa menunjukkan keterbatasannya dalam mengenal huruf, membaca kata demi kata hingga merangkai sebuah huruf menjadi satu kata.
Pada saat penelitian pada kelas 1A mencoba untuk mengamati kemampuan siswa dengan tes membaca buku yang ada di kelas, terdapat beberapa siswa saja yang mencoba tes membaca tersebut. Hasil dari tes membaca tersebut yaitu beberapa siswa sudah memiliki kelancaran dalam membaca dan beberapa siswa mempunyai hambatan atau kesulitan dalam membaca serta ada beberapa siswa yang masih belum bisa membaca.
Sementara pada kelas 1C ditemukan permasalahan yang tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada siswa kelas 1A. Pada saat dilakukan penelitian berupa kegiatan tebak kata dan tebak huruf beberapa siswa cenderung lancar dalam menjawab tetapi setengah dari siswa kelas 1C tersebut cenderung mengalami kesulitan bahkan belum bisa menjawab satupun kata yang dijadikan objek tebak kata dan tebak huruf. 

Dalam penelitian yang telah dilakukan wali kelas 1C juga menjelaskan dan mengklasifikasikan kategori para siswa yang sudah lancar membaca hingga siswa yang mengalami kesulitan. Guru membagi tempat duduk siswa menjadi tiga kelompok. Pertama, siswa dengan kemampuan membaca yang tinggi. Kedua, siswa dengan kemampuan membaca yang sedang. Ketiga, siswa dengan kemampuan membaca yang rendah.
Pada tahap penelitian ini mengkaji mengenai upaya konkret merealisasikan bahan bacaan dalam bentuk media komik dengan tema mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA materi manfaat matahari bagi manusia, tumbuhan, dan hewan. Mata pelajaran IPA yang menjadi tahap awal pembelajaran awal yang sederhana dan berkaitan dengan lingkungan sekitar dapat membantu siswa-siswi dalam berlatih membaca kata kata dan kalimat yang sederhana. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline