Lihat ke Halaman Asli

Novia Respati

TERVERIFIKASI

Wirausaha

Buku yang "Pantas" Dibaca Sepanjang Bulan Ramadhan

Diperbarui: 27 Maret 2024   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : https://www.kibrispdr.org/unduh-36/gambar-tumpukan-buku.html

Ada sebagian orang yang menganggap pada dasarnya semua buku dan bacaan itu baik. Karena, suatu buku ditulis dengan tujuan untuk menyampaikan pesan yang berisi informasi. Tentu dapat menambah serta memperluas pengetahuan bagi siapapun yang membacanya.

Tinggal bagaimana kita yang harus berperan bijak dalam menyaring, memilah mana buku yang cocok dan pantas untuk dibaca. Berdasarkan faktor usia, kebutuhan serta tujuan dari membaca tersebut.

Hal itu baru terbatas untuk diri sendiri. Lalu bagaimana jika harus memilihkan buku bacaan yang tepat untuk orang lain bahkan anak-anak? Tentunya kita harus lebih berhati-hati untuk merekomendasikan buku bacaan yang berkualitas sesuai faktor yang telah disebutkan di atas.

Sepanjang bulan ramadhan, saya yakin para pembaca yang budiman pasti dapat berlaku lebih selektif dalam memilih buku atau bacaan yang pantas untuk dibaca.

Tak ada salahnya mengisi waktu luang dengan kegiatan membaca buku, di samping kegiatan rutin membaca Al Qur'an. Entah itu buku-buku pengetahuan dunia, sumber berita terkini atau buku-buku fiksi dan komik yang sifatnya menghibur.

Namun, tentu disarankan untuk menghindari bacaan-bacaan yang mungkin dapat mengurangi pahala ibadah puasa kita. Seperti bacaan yang mengandung unsur vulgar atau ber-aroma 18 tahun ke atas.

Bahkan lebih baik lagi, jika memilih buku dan bacaan yang bernuansa Islam. Seperti buku-buku pengetahuan/ sejarah Islam, kisah Nabi dan para sahabat, atau jika ingin membaca novel, kita dapat membaca novel-novel bernuansa religi.

Serta diusahakan untuk tidak terlalu lama berkutat di media sosial. Sebagaimana kita ketahui, sangat banyak postingan-postingan yang kerap memancing kita untuk berkomentar buruk.

Meski mungkin jari-jemari dapat ditahan untuk ikut berkomentar, namun tanpa sadar biasanya bibir ini kelepasan ikut mengoceh atau menghakimi orang lain.

Namun jika tak sengaja membaca berita atau informasi yang menyulut emosi, cukup ucapkan Astaghfirullah tanpa harus memaki sendiri dengan kata-kata kasar. Toh yang dimaki juga tidak mendengarnya, dan justru dapat merugikan diri kita sendiri. Menahan amarah ketika berpuasa merupakan perilaku yang memang cukup sulit untuk dijalani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline