Lihat ke Halaman Asli

Novia Respati

Wirausaha

Dampak Buruk Membanggakan Prestasi Anak di Media Sosial

Diperbarui: 21 Maret 2024   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : https://www.freepik.com/premium-photo/self-confident-queen-expressing

Orang tua mana yang tidak senang dan bangga jika memiliki anak-anak yang pandai dan berprestasi? Tentu menjadi kebahagiaan tersendiri yang patut disyukuri. Namun, sayangnya kebanyakan orang tua zaman now larut dalam euforia sehingga mensyukurinya dengan cara yang kurang baik.

Salah satunya ialah dengan mempostingnya di media sosial. Seperti memposting foto anak dengan tampilan yang mendukung prestasinya. Ditambah lagi caption yang dibubuhkan berisi kalimat-kalimat yang menyatakan rasa kebanggaan atas prestasi yang telah diraih anak.

Bagi sebagian orang yang memandang, perilaku orang tua yang seperti itu dinilai pamer, sombong, lebay, bahkan dapat melukai perasaan orang tua lain yang memiliki anak-anak tidak berprestasi. Terkesan asyik sendiri dengan prestasi anaknya, tanpa adanya rasa empati terhadap perasaan orang tua lain yang melihat postingannya.

Bahkan perilaku orang tua yang seperti ini akan membawa dampak buruk bagi anak yang kerap dibanggakan tersebut, di antaranya adalah :

1. Anak akan tumbuh dengan sifat narsis yaitu perasaan cinta yang berlebihan terhadap diri sendiri. Mereka akan menjadi pribadi yang dominan, superior, dan selalu merasa berhak terhadap penghargaan.

2. Jika anak yang dibanggakan bukan anak tunggal, dalam artian ada kakak atau adiknya yang tidak pernah dibanggakan seperti dirinya. Maka dapat terjadi rasa persaingan antar saudara kandung atau sibling rivalry (rivalitas saudara kandung) karena salah satu saudaranya merasa tidak diakui sebagai anak yang hebat oleh kedua orang tuanya.

3. Menjadi haus pujian untuk segala hal yang mereka lakukan. Yang dapat menimbulkan dampak negatif pada perkembangan mental anak. Tak menutup kemungkinan mereka dapat melakukan segala cara demi mendapat pujian dari orang lain.

4. Menurunkan prestasi anak. Terdapat sebuah studi yang mengungkapkan bahwa anak yang terlalu sering dipuji, cenderung lebih mudah jatuh. Karena mereka tidak mampu berada di bawah tekanan. Yang mana tekanan ini dikarenakan rasa takut akan kegagalan, dan hal ini dapat membuatnya stres.

5. Menjadi anak yang gila hormat, karena sudah terbiasa dipuji maka anak akan merasa kecanduan. Sehingga ketika dirinya melakukan hal sekecil apa pun, anak akan meminta dipuji. Jika terus seperti ini, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang arogan.

Dengan mengetahui dampak tersebut, ada baiknya untuk berpikir lebih jauh sebelum bertindak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline