Kue rangi adalah salah satu kue tradisional khas Betawi. Kue ini terbuat dari campuran tepung kanji dengan kelapa parut yang dipanggang, dengan cetakan khusus di atas tungku kecil dan ditutup agar cepat matang. (wikipedia)
Nama rangi sendiri ternyata berasal dari dua kata, yaitu "digarang wangi". Yang mengacu pada pembuatan kue ini yang dimasak tanpa menggunakan minyak atau disebut dengan istilah menggarang.
Nah, saya sendiri memiliki kenangan tersendiri dengan kue khas Betawi yang satu ini. Saat pertama kali tinggal di Condet, Jakarta Timur maka saat itulah pertama kali saya berkenalan dengan kue rangi. Karena di daerah Jakarta Selatan tempat tinggal yang sebelumnya, pada tahun-tahun itu saya belum pernah bertemu dengan penjual kue rangi.
Di Condet, setiap hari penjual kue rangi akan berkeliling menjajakan dagangannya dari satu gang ke gang lainnya dengan menggunakan gerobak dorong. Rasa gurihnya kelapa berpadu dengan manis gula merah kental yang pas, kontan membuat saya jatuh hati.
Sebenarnya penjual kue rangi tak hanya dapat kita jumpai di Jakarta. Kita juga dapat menjumpai keberadaan penjual kue ini di beberapa daerah seperti Depok, Bogor dan Tangerang. Namun, tampaknya di masa kini keberadaannya sudah cukup sulit dijumpai.
Untuk mengobati rasa rindu, akhirnya saya coba mengulik resep sana sini dengan menyesuaikan takaran sendiri. Hingga dapat menemukan takaran yang pas. Selain itu, kita hanya perlu menggunakan sebuah teflon rumahan untuk membuatnya. Berikut adalah bahan dan langkah pembuatannya :
Bahan :
- 200 gr kelapa muda
- 300 gr tepung kanji/ sagu
- 1 sdt garam
- 1 sct vanili
- 100 ml air
Bahan saus :
- 250 ml air
- 150 gr gula merah
- 2 sdm gula pasir
- 1 lembar daun pandan
- 3 sdm tepung kanji/ sagu yang dicairkan dengan 3 sdm air
Langkahnya :
1. Cuci kelapa yang sudah dikupas. Lalu parut kasar kelapa dengan parutan wortel. Gunakan tempat/ wadah yang sekiranya cukup.
2. Masukkan tepung kanji/ sagu, garam, vanili dan 100 ml air. Aduk rata dengan sendok agar menjadi adonan.