Lihat ke Halaman Asli

Novia Respati

Wirausaha

Cerpen: Rona Bahagia di Usia Senja

Diperbarui: 6 Februari 2024   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : https://id.pngtree.com

Pria tua itu masih saja memandang ke arah Arlita. Memperhatikan berkali-kali dengan saksama. Seolah tak ingin melepaskan pandangannya, tak ingin kehilangan sedetik pun momen untuk dapat menatapnya lebih jelas.

Sementara gadis dengan seragam pramusaji itu telah cukup lama beranjak dari meja beliau, menghampiri meja lain untuk melaksanakan tugas berikutnya.

"Ta, bapak itu ngelihatin kamu terus." bisik seorang kawan padanya, sambil mengarahkan pandangan Arlita kepada pria yang rambutnya tampak mulai memutih itu.

"Masa sih?"

"Beneran Ta, sekarang saja dia nunduk. Dari tadi gue perhatiin matanya ngikutin gerak-gerik lo terus."

Mendengar hal itu, Arlita hanya mengerutkan dahi. Ia tak ingin memikirkan apa pun saat ini. Hingga akhirnya ia harus kembali ke meja pria tua yang bernama Rendra itu, untuk mengantar pesanan yang menyusul.

Diiringi senyum dan sapa, Arlita menurunkan semangkuk krim sup di atas meja Rendra.

"Tunggu! Sebentar... Saya mau tanya."

"Oh, iya Pak. Ada lagi yang bisa Saya bantu?"

"Bukan. Hmm... Maaf, namamu Arlita?" tanya beliau ramah, dengan mata yang sempat melirik pada name tag di dada kiri Arlita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline