Seminggu terakhir ini Nita hanya berdiam diri saja di rumah. Di usianya yang ke dua puluh tahun ini, ia merasa hidupnya tak berguna. Dunianya runtuh. Ia terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai accounting karena bertengkar dengan rekan kerjanya.
Bukan rekan sebenarnya, lebih tepatnya lelaki itu adalah seseorang yang disukainya. Mengapa bertengkar? Jelas saja Nita sakit hati bukan kepalang, Beny selama ini selalu saja nempel pada Nita.
Berangkat kerja bersama, menjemput Nita ke rumahnya. Pulang kerja juga bersama. Mengisi libur bersama. Sikapnya seolah memberi rambu hijau kepada hubungannya dengan Nita untuk melangkah lebih serius.
Tapi tak disangka, di balik itu semua ternyata Beny sudah punya calon istri. Hingga akhirnya Beny telah menemukan waktu yang tepat untuk jujur mengatakannya pada Nita.
Selama ini ia hanya menganggap Nita sebagai sahabat. Alhasil, pecahlah perang dunia di antara keduanya. Nita tak terima karena sudah merasa dibodohi oleh sikap manis Beny selama ini.
Rasanya sudah malas di kantor itu, tak ingin lagi Nita melihat wujud Beny setiap hari. Suasana kantor jadi tak nyaman lagi baginya. Ia putuskan mengundurkan diri saja. Dan menutup komunikasi dengan orang-orang yang ada hubungannya dengan kantor.
Daripada galau terus, Nita mulai menguatkan hati dan membangunkan semangat kembali dalam dirinya. Ia bangun kembali hubungannya dengan kawan-kawan semasa sekolah dulu lewat jejaring sosial. Kebetulan blackberry messenger sedang hits, dengan mudah Nita dapat melanjutkan obrolannya di facebook ke BBM.
Hingga seorang kawan semasa SMP-nya yang bernama Sarry, mengatakan padanya untuk mencoba jejaring sosial yang belum lama dirilis. Penggunanya juga masih sedikit, mungkin saja Nita tertarik untuk mendapat teman baru disana.
Akhirnya Nita mendaftarkan dirinya dalam situs jejaring sosial terbaru itu. Dan mulai berselancar disana. Hampir setiap hari Nita mendapat teman baru.
Kebanyakan memang bule-bule yang menyapa duluan. Maklum saja, foto profil yang digunakan oleh Nita tak luput menunjukkan warna kulitnya yang eksotik. Tapi, Nita biasa-biasa saja menanggapi sapaan mereka.