Lihat ke Halaman Asli

Novia Respati

Wirausaha

Cerpen: Terakhir Kali di Stasiun Poris

Diperbarui: 28 April 2024   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Stasiun tua, sepi. (Sumber: Pixabay/yeon woo lee)

Baskoro duduk menopang dahinya dengan kedua tangan di atas meja makan. Pagi itu tak seperti biasanya, Baskoro yang dikenal tidak pernah sarapan malah duduk di kursi meja makan.

Sebuah pemandangan langka yang lantas membuat Eva terkejut. Wanita itu menghentikan sejenak langkahnya, meyakinkan dengan kedua matanya memandang dalam kepada suaminya. 

Sedang lelaki itu masih tetap menunduk seolah kehilangan paginya yang cerah, hingga tak menyadari Eva yang tadi berada di dapur kini telah sampai beberapa langkah di depannya. Dan bahkan wanita itu mulai mendekat.

"Bas, kamu sakit? Mau sarapan?"

Pertanyaan yang dilayangkan Eva sukses membuat Baskoro mengakhiri apa yang sedang dipikirkannya saat itu. Lantas dia mendongak dan melipat kedua tangannya di atas meja.

"Ngga. Aku cuma... lagi ngga semangat saja." jawab Baskoro yang langsung bangkit dari kursinya dan beranjak pergi menuju ruang tengah.

Sikapnya membuat Eva tak jadi berkata-kata lagi, yang ada hanya menyisakan tanda tanya di hati Eva. Ada apa dengan suaminya?

Eva yang hanya bisa menghela nafas, memilih untuk menghampiri Savira. Anak gadis mereka yang sedang duduk di teras menunggu mobil jemputan sekolahnya datang. 

Namun belum sempat Eva duduk di samping anaknya, kijang silver yang sedari tadi ditunggu akhirnya tiba. Eva pun mengantar Savira hingga naik ke dalam mobil jemputannya itu dan bertegur sapa dengan Ibu sopir.

Baskoro pun pamit ketika Eva masih melambaikan tangan ke arah perginya kijang silver itu. Membuat Eva membalikkan tubuhnya ke arah suara Baskoro.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline