Mungkinkah kamu merasa kesepian padahal memiliki suami atau istri ? Kira-kira penyebabnya apa ya ?
Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa menikah itu bukan hanya sekedar hidup bersama. Namun, apapun itu harus selalu dilakukan bersama dan atas persetujuan bersama atau bahkan harus saling menghargai satu sama lain. Faktanya, kebanyakan pria hanya menikahi dan kemudian hidup bersama semuanya sudah cukup. Salah dan sangat salah!
Bahwasannya, menikah itu isinya adalah ngobrol, diskusi tentang apapun itu yang menyangkut tentang masalah yang ada di dalam rumah tangga.
Yuk, kita simak penjelasannya pada artikel dibawah ini!
Lalu, bagaimana jika kita menikah dengan orang yang salah ?
Menikah dengan orang ya salah adalah salah satu ketakutan terbesar bagi para perempuan maupun laki-laki. Karena ini dapat menjadikan trauma yang berkepanjangan jika memang problem yang terjadi pada rumah tangganya sangat menakutkan.
Belajar dari banyak pengalaman, pentingnya sebelum menikah untuk memilih pasangan yang dapat dijadikan teman, sahabat,, musuh dan juga suami atau istri. Jika kita tidak bisa menempatkan pasangan sebagai sosok yang dapat kita jadikan rumah bagaimana cara kita menemukan tujuan dalam pernikahan ?
Jawabannya, mungkin kebanyakan orang yang penting kami menikah, masih hidup berdua, apalagi alasan yang tidak logis bertahan karena anak padahal rumah tangganya sudah tidak sehat. Lalu, bagaimana kesehatan mental anak ketika anak mengetahui bahwa orang tuanya tidak bahagia ? Bahagiakah ? Tentut tidak.
Maka dari itu banyak sekali yang memilih bercerai karena ketidakcocokan itu. Ya, karena menurut mereka orang yang hidup bersama mereka tidak dapat membawa dan membimbing ke arah yang menjadi tujuan utama dalam pernikahan.
Apa faktor utama seseorang memilih bercerai ?
Banyak sekali para perempuan yang memilih menjadi seorang "Janda" karena merasa "kesepian". Sebagian laki-laki hanya mengetahui bahwa menikah itu hanya sekedar menafkahi secara lahir tapi batin tidak. Lalu, bagaimana seorang perempuan bisa tahan jika ibaratnya "BERDUA TAPI MERASA SENDIRI". Tolak ukur sebuah pernikahan itu adalah bagaimana kita dapat memberikan effort dan feedback yang baik bagi pasangan kita. Namun, yang terjadi saat ini kebanyakan adalah sebagian orang sangat mengabaikan itu dan merasa sudah cukup memberikan segalanya.