Lihat ke Halaman Asli

"Aku Hanya Ingin Makan Hari Ini"

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika semua orang sibuk dengan demo menentang kenaikan harga BBM, media pun begitu sigap menayangkan berbagai kehebohan berita BBM tersebut, seakan takut kehilangan "tren" liputan yang akan menaikkan rating mereka. Dibalik segala gejolak yang sedang terjadi di masyarakat saat ini, saya tertegun ketika melihat wajah sederhana seorang ibu tua sedang mengais sampah di depan restoran yang sedang saya datangi ini. dengan jelas dari tempat duduk saya yang terletak di bagian luar restoran, ibu tua tersebut dengan tekun memilih-milah sampah plastik yang sekiranya dapat beliau gunakan kembali.

Entah apa yang ada dipikiran saya, saya menghampiri ibu tersebut dan mengajak ngobrol beliau meskipun terlihat dari wajahnya ada sedikit keraguan untuk menjawab obrolan saya. Saya pun bertanya kepada ibu itu tentang harga BBM yang naik saat ini namun beliau  menjawab dengan sederhana, "wah mbak, saya engga tau apa itu BBM, yang saya tau itu cuma hari ini keluarga saya makan apa..."

terus dia melanjutkan "saya udah bertahun-tahun kaya gini mbak, apa pemerintah peduli?saya ga pernah tuh dapet apa itu yang uang itu dia bertanya." "BLT?" saya menjawab. "ya mbak itu maksud saya, jadi saya mah udah ga ngarep apa-apa lagi dari pemerintah, yang penting itu sekarang ya aku hanya ingin makan hari ini. entah besok bisa makan apa ga ya itu rezekinya"

Perbincangan pun berakhir dimana saya sangat ingin membantu beliau dengan mimpi yang tinggi yaitu menampung orang-orang seperti beliau dan memberikan kehidupan yang layak, namun mimpi tersebut belum terwujud, saya pun hanya memberi ala kadarnya. Beliau berterimakasih dan pergi mencari sampah ditempat berikutnya.

Kenyataan memang miris, di negaranya sendiri ibu tersebut merasa tidak dipedulikan oleh pemimpinnya yang seharusnya mensejahterakan rakyatnya, hal ini mungkin sudah banyak anda temui di berbagai tempat, namun saya tidak habis pikir dengan para pemimpin negara ini. Klise memang mendengar pemimpin harus begini-begitu tapi memang pada hakekatnya seorang pemimpin harus melindungi dan mensejahterakan rakyatnya. Di era seperti ini idealisme jelas sudah tidak ada, para otak-otak kapitalis menguasai para pejabat negeri ini dan kita rakyat jadi tumbalnya.

Perubahan tentunya harus dilakukan. Indonesia harus bangkit dari pemakan uang rakyat dan pejabat yang tidak MEWAKILI rakyat yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka. Semoga tidak ada lagi ibu atau siapapun lagi yang menderita di negaranya sendiri...





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline