Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Budi Tri

Human being

Tapak Baru, Bukan Asa yang Murah!

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Waktu selalu berjalan. Dia telah merubah kemulusan menjadi keriput, hitam menjadi putih, dan masa menjaditakdir

Tidak ada yang menduga sebelumnya, ketika rasa asing akan masa mendatang tiba-tiba tersentuh pada fragmen hari ini. Saya tidak akan lupa apa yang sedang saya lakukan saat ini, langkah awal akan dunia saya : yaitu Memahami kehendak sesungguhnya. Pengalaman yang menjadi guru, dan seolah merangkai segmen kuat yang akan menegakan cita-cita. Rasa ragu, takut dan cemas adalah sebekal paket psikologis yang akan mengundang rasa tidak tenang, istilahnya seolah- ‘kabur dari self contruction’ . Saya tidak bisa mengatakan bahwa semua manusia itu sama, baik dalam berfikir atau bertindak, dan hal itu juga berlaku dengan keadaan saat mereka merasakan paket psikologis itu.

Rasional atau tidak rasional itu tergantung dari sudut pandangan. Orang mengatakan bahwa hari ini sangat bodoh, justru orang lain mengatakan hari ini sangat indah-juga ada hal yang saling tergantungan. Pengalaman itu terjadi dan bernilai tergantungpada setiap orang yang memakanainya dengan keindahan moral. Selalu berfikir positif dan terbuka, membuka peluang siapa saja sampai pada hasrat murah hati. Saya belajar banyak dari tapak demi tapak yang telah saya buat. Kadang ada penyesalan, dan kebencian : namun itu semua harus tetap berjalan. Kunci yang selalu disiapakan agar bisa mebuka kepatah hatian pada hari sebelumnya, adalah “Obsesive to beliving”, selalu beropsesi untuk percaya bahwa hari besok harus lebih baik.

Potensi orang dalam memahami proses kehidupan, terjadi ketika ia sudah sampai pada tahap open landing/tahap lepa landas. Ia sudah punya pemahaman,perasaan, dan tindakan yang ada pada atraksi nyata. Kemampuan ini akan senantiasa mengalami pembahuran terus menerus. Bagi siapa saja yang telah ada pada tahap ini, kecerdasan emosional (EQ) yang terbentuk jelas berasal dari pengalaman yang sudah di cerna.Manusia mempunyai kecenderungan untuk mudah berpaling, atau tidak loyal. Ia mudah puas terhadap pengalaman tertentu, dan seketika gentir terhadap pengalaman lainya. Semua pengalaman itu merupakan suatu pecahan-pecahan fragmen berbeda, tapi satu kesatuan yang jika digabungkan akan utuh menjadi pondasi yang kuat dalam bertindak bijak membangun masa depan. Artinya, dari setiap pengalaman bisa selalu dipelajari dan bisa membuat suatu kebujakan untuk hari selanjutnya harus lebih baik. Itulah potensi pembangunan pondasi hidup yang kokoh.

Berkaitan dengan keputusan, hal ini haruslah lahir dari pemikiran yang murni. Harus punya komitmen ketika sudah memutuskan sesuatu, jangan sampai ada keraguan yang bisa memecah konsentrasi menjalankan hidup, karena semua itu akan menghasilkan pengalaman. Tapak baru maksutnya memulai sesuatu yang sama sekali belum pernah dijalani, dengan tekat dan komitmen yang utuh. Seperti orang berjalan melewati lumpur, disana ia akan meninggalkan jejak kakaki yang sifatnya sama; bentuk kaki itu sendiri. Namun yang perlu diperhatikan, walaupun medan lumpur kita tidak tahu lumpur selanjutnya yang akan di pijak apakah disana aman-aman saja ? atau sebaliknya ?. oleh sebab itu, dalam tapak pertama manusia dalam hidupnya deperbolehkan untuk selalu mempelajari apa yang sudah dilewati, agar bisa membuat kebijakan untuk pijakan-pijakan selanjutnya.

Dan adalah sebuah kenyataan, bahwa waktu itu berjalan terus. Ia tidak memandang kawan ataupun lawan, pria ataupun wanita, dan baik ataupun buruk. Semua senantiasa terjadi menghiasi sang waktu yang sedang berputar. Masalah waktu memang menjadi hal yang mendasar yang tidak bisa dipungkiri. Hal yang bisa kita lakukan adalah menghargai, dan mempersiapakan diri dengan baik detik demi detik. Jadi antara pengalaman dan waktu, keduanya saling berkaitan dan tak terpisahkan satu sama lain. Untuk itu pengalaman baru berasal dari waktu yang baru juga. Persiapan untuk terjadinya pengalaman juga diiringi oleh waktu. Jadi, dalam hidup dan membangunya menjadi sebuah realita yang kokoh, tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada penghargaan pada waktu yang memberi jalan padanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline