Lihat ke Halaman Asli

Novianti Sjahrir

Pegawai/ASN

Sudahkah Kita Membiasakan Diri Melakukan Medical Check Up?

Diperbarui: 31 Maret 2023   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bagi manusia yang terbiasa aktif, kesehatan itu mahal harganya. Untuk itu,  menjaga kesehatan sangat penting. Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan dan bergerak rutin seperti berolahraga. Selain itu, dapat dilakukan dengan memeriksa kondisi kesehatan secara berkala melalui prosedur pemeriksaan kesehatan atau medical check up.

Budaya masyarakat yang hanya mengunjungi dokter ketika terserang penyakit atau sakit perlu diubah. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Artinya segala macam penyakit bisa saja dicegah sebelum berkembang dan menjadi parah di dalam tubuh. Dengan melakukan medical check up, potensi penyakit menjadi lebih parah pun dapat lebih awal diketahui.

Lalu, pada usia berapakah medical check up wajib dilakukan? Lazimnya semakin bertambah usia atau semakin lanjut usia, orang baru mulai merasakan gejala gangguan kesehatan sehingga memeriksa kesehatannya. 

Namun, sebenarnya orang muda pun, baik pria maupun wanita sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi adanya indikasi penyakit berbahaya, atau virus dan bakteri berbahaya yang menyerang tubuh.

Ada bermacam-macam medical check up yang umum dilakukan, bahkan ada yang didukung oelh pemerintah dengan daiadakan program medical check up gratis, yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan elektrodiagram, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fungsi paru, pemeriksaan kolesterol, pemeriksaan gula darah (diabetes), pemeriksaan organ vital perempuan. Begini penjelasannya.

  • Pemeriksaan fisik. Salah satu pemeriksaan fisik yang utama adalah pemeriksaan body mass index (BMI) atau indeks masa tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan untukk menentukan kondisi tubuh apakah sudah ideal, terlalu kurus, atau bahkan termasuk dalam golongan overweight atau obesitas. Tentu saja itu dilakuakn dengan membandingkan tinggi dan berat badan. Pemeriksaan fisik dapat juga berupa pemeriksaan denyut nadi, frekuensi nafas, kulit, organ genital (kemaluan) dan dubur.
  • Pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi menggunakan sinar X atau sinar radioaktif. Pemeriksaan ini  menggunakan teknologi pencitraan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Akan tetapi, sebenarnya pemeriksaan radiologi tidak hanya menggunakan sinar X saja. Ada USG, fluoroskopi, pemeriksan nuklir (positron emission tomography scan),  computed tomography hingga magnetic resonance imaging (MRI). 
  • Pemeriksaan elektrodiagram atau biasa disebut EKG bisa dilakukan secara rutin untuk memeriksa jantung. Tes ini juga digunakan untuk mendeteksi dan mempelajari masalah jantung seperti serangan jantung, dan gangguan-gangguan lainnya. Hasil rekam jantung yang tidak normal akan ditindaklanjuti dengan perawatan dokter.
  • Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk beberapa pemeriksaan berikut: 1) Pemeriksaan hematologi pada sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan organ pembentuk darah; 2) pemeriksaan urin berupa pemeriksaan warna, pH, protein/albumin, gula, bilirubin, dan darah yang terdapat dalam urin; dan 3) pemeriksaan warna dan konsistensi tinja.
  • Pemeriksaan fungsi paru. Pemeriksaan fungsi paru dimaksudkan untuk memeriksa apakah ada gangguan paru atau tidak. Pemeriksaannya meliputi pengukuran volume paru, mekanisme paru, dan kemampuan difusi paru.
  • Pemeriksaan kolesterol. Bagi pencinta makanan berlemak seperti jeroan, pemeriksaan  untuk memeriksa kadar kolesterol harus dilakukan secara rutin supaya penyakit yang dipicu oleh kadar kolesterol jahat, seperti serangan jantung dan strok dapat dihindari. Kolesterol normal berada pada level di bawah 200 mg/dL dan tekanan darah level normal, yaitu 120/80.
  • Pemeriksaan gula darah (diabetes). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan gula darah adalah gula darah normal berada pada level 70---100 mg/dL, pradiabetes pada level 100---125 mg/DL, dan diabetes pada level melebihi 126 mg/dL.
  • Pemeriksaan organ vital perempuan. Pemeriksaan organ vital perempuan dapat mengurangi risiko serangan penyakit kanker serviks. Selain itu ada juga pemeriksaan mammogram untuk memeriksa potensi kanker payudara. Pemeriksaan organ intim juga dapat dengan pap smear yang bertujuan mengecek adanya potensi kanker serviks atau Human Papilloma Virus di dalam organ intim perempuan. Pap smear disarankan dilakukan tiga tahun sekali oleh wanita yang berusia 21 ke atas dan lima tahun sekali oleh wanita berusia 30---65 tahun. Pap smear juga dianjurkan tanpa memandang usia bagi wanita yang berisiko tinggi terserang kanker leher rahim karena keturunan atau aktivitas seksualnya.

Nah, itulah berbagai jenis medical check up yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Jika Anda tidak yakin paket check up  mana yang harus dipilih, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda. 

Perhatikan juga sebelum berangkat medical chek up untuk mencatat riwayat kesehatan, membawa hasil pemeriksaan terdahulu, istirahat yang cukup, hindari aktivitas fisik yang berat, puasa, hindari makanan dan minuman yang tidak sehat, berhenti minum obat, jadwalkan pemeriksaan pada pagi hari, dan kenakan pakaian yang nyaman agar pemeriksaan kesehatan Anda berjalan lancar. Semoga kita semua selalu sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline