Lihat ke Halaman Asli

Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Pemikiran Tokohnya

Diperbarui: 15 Juni 2021   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Pemikiran Tokohnya. | Aeon

Hallo teman-teman ? Dalam pembahasan kali ini, saya akan berbagi pengetahuan saya tentang Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Pemikiran para tokohnya. Baik, langsung saja simak pembahasan berikut ini !

A. Pengertian Pragmatisme 

Pragmatisme adalah sebuah aliran filsafat pendidikan yang mengajarkan bahwa yang benar itu adalah segala sesuatu yang terbukti, dengan melihat akibat atau manfaat yang hasilnya secara praktis. Kebenaran pragmatis adalah kebenaran yang manfaat. Untuk mengetahuinya maka harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dasar dari pragmatisme yaitu logika pengamatan, karena yang ditampilkan manusia dalam dunia nyata adalah fakta individual yang konkret dan terpisah satu sama lain. 

Menurut aliran ini, ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dalam dunia pendidikan yang pertama, semua pelajaran dan kurikulum harus diarahkan sesuai dengan kegunaannya masing-masing dan yang kedua, yang digunakannya tersebut harus berguna serta bermanfaat bagi lembaga pendidikan.

Baca juga: Filsafat Timur dan Barat, Antara Moral dan Rasionalitas 

B. Pemikiran Tokoh-tokoh

1. Charles Sandre Peirce (1839-1914)

Peirce adalah salah satu tokoh pendiri dari aliran filsafat pragmatisme yang berkelahiran di Amerika. Dalam pragmatisme Ia mengungkapkan bahwa suatu teori dikatakan benar jika teori-teori tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang nyata. Dan menyatakan kebenaran itu diukur dengan pernyataan yang praktis.

Baca juga: Menjadi Manusia Tangguh dengan Filsafat Teras 

2. William James (1842-1910)

Ia merupakan tokoh aliran filsafat pragmatisme yang lahir di Amerika. Seorang penulis yang sangat produktif. William James sering disebut-sebut sebagai Bapak Psikologi Agama dunia. Ia meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, sebab pengalaman seseorang itu selalu berubah. Oleh karena itu, kebenaran terjadi akibat dari sebuah pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline