Lihat ke Halaman Asli

Noviani Ulfa

Pontianak, Indonesia

Terjajah Waktu

Diperbarui: 22 Mei 2022   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi ke pagi bagai secepat kilat
Ia kembali membudaki manusia dengan cambuknya
Memaksa jiwa-jiwa yang penuh lelah dan gelisah
Persetan dengan tubuh yang rentah
Semua harus bergegas menggerus jalanan, memikul harapan
Mencari tumpuan kehidupan
Kepala-kepala bising bersaing dengan matahari
Haha...
Siapa dulu yang lebih panas
Taukah kau bahwa waktu adalah penjajah yang paling ulung ?
kita semua terkurung
Terombang ambing di tengah lautnya
Berlomba untuk tetap ada di permukaan
Saling menenggelamkan
Padahal kita lupa
Telah terkecoh dengan tipu daya ilusi
Termakan ambisi
Seakan hidup ini adalah kompetisi
Heiii.. disini tak ada menang dan kalah
Yang ada hanya cepat atau lambat
Yang terbungkus rapi dalam ruang misteri
Jadi, jangan lupa bahagia

Pontianak, 22 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline