Perundungan atau bullying adalah fenomena sosial yang telah menjadi perhatian serius di berbagai belahan dunia. Perundungan sering kali diidentikan dengan sebuah tindakan penindasan berupa penghinaan, sebuah perasaan tidak suka yang kuat terhadap seseorang yang dianggap layak mendapatkan hal tersebut. Perundungan dapat dikatakan sebagai perilaku yang tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai lingkungan, mulai dari sekolah, tempat kerja, hingga komunitas online. Perundungan tidak hanya berdampak negatif pada korban, tetapi juga pada iklim sosial di sekitar mereka. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif adalah langkah penting dalam mencegah perundungan dan memastikan kesejahteraan semua individu (Nuraeni & Gunawan, 2021).
Pentingnya Kesadaran dan Pendidikan
Kesadaran adalah langkah pertama dalam memerangi perundungan. Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa perilaku tertentu dapat dianggap sebagai perundungan atau tidak memahami dampak serius yang dapat ditimbulkan. Oleh karena itu, pendidikan tentang perundungan, bentuk-bentuknya, dan dampaknya sangat penting. Ini mencakup tidak hanya pendidikan formal di sekolah tetapi juga kampanye kesadaran publik yang lebih luas. Di sekolah, program anti-perundungan harus menjadi bagian integral dari kurikulum. Pendidikan tentang empati, keragaman, dan penghargaan terhadap perbedaan dapat membantu siswa memahami pentingnya sikap saling menghormati dan inklusif. Pelatihan bagi guru dan staf juga penting agar mereka dapat mengenali tanda-tanda perundungan dan mengambil tindakan yang tepat.
Penciptaan Lingkungan yang Aman dan Inklusif
Lingkungan yang aman dan inklusif adalah kunci dalam mencegah perundungan. Ini dapat dicapai melalui berbagai langkah, termasuk kebijakan nol toleransi terhadap perundungan, dukungan bagi korban, dan penciptaan ruang yang aman di mana semua individu merasa diterima dan dihargai. Di sekolah dan tempat kerja, kebijakan yang jelas dan transparan tentang perundungan harus diterapkan. Ini termasuk mekanisme pelaporan yang aman dan mudah diakses, serta konsekuensi yang jelas bagi pelaku perundungan. Selain itu, memberikan dukungan psikologis bagi korban, seperti konseling, kelompok dukungan, atau sumber daya lainnya yang dapat membantu mereka pulih dari pengalaman traumatis. Komunitas juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif. Masyarakat yang aktif dan terlibat dapat memberikan dukungan yang berharga bagi individu yang rentan terhadap perundungan. Kelompok-kelompok pendukung, baik online maupun offline, dapat menyediakan platform bagi individu untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan (Ula & Novariyanto, 2024).
Peran Teknologi
Teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam memerangi perundungan, khususnya di era digital di mana cyberbullying menjadi semakin umum. Penggunaan aplikasi dan platform media sosial untuk kampanye anti-perundungan, serta alat untuk melaporkan dan menangani insiden cyberbullying, adalah langkah-langkah penting. Selain itu, pendidikan tentang etika digital dan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab harus menjadi bagian dari upaya pencegahan. Untuk mengatasi dan mengurangi masalah perundungan di Indonesia, masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan mengedukasi tentang bentuk-bentuk perundungan di era digital. Melalui seminar, workshop, dll. masyarakat dapat memahami dampak negatif bullying dan memahami peran mereka sebagai individu dalam mencegah bullying. Dengan informasi yang baik, masyarakat bisa lebih paham ketika mengetahui adanya perundungan dan berani melaporkannya. Selain itu, masyarakat harus memberikan dukungan dan empati kepada korban bullying (Sakban et al., 2019).
Kesimpulan
Perundungan adalah masalah serius yang membutuhkan pendekatan komprehensif dan kolaboratif untuk diatasi. Menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif adalah esensial untuk mencegah perundungan dan mendukung kesejahteraan semua individu. Melalui kesadaran, pendidikan, kebijakan yang kuat, dan penggunaan teknologi, kita dapat bekerja bersama untuk membangun masyarakat yang lebih ramah, adil, dan inklusif bagi semua.
Daftar Pustaka
Nuraeni, N., & Gunawan, I. M. S. (2021). Penyuluhan Stop Bullying Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Perundungan yang Terjadi Pada Siswa di Sekolah. Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(2), 64–68.