Lihat ke Halaman Asli

Membentuk Karakter Sejak Dini

Diperbarui: 30 Juli 2021   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembentukan karakter pada anak sejak dini adalah sesuatu hal yang sangat penting, di mana anak akan mengenal sifat ataupun perilakunya sendiri. Di Indonesia anak-anak kurang memahami arti karakter, karakter sendiri memiliki arti sifat khusus dan perilaku seseorang yang menjadi ciri-cirinya.

Tak banyak orang tua yang memahami bagaimana cara membentuk karakter seorang anak sejak dini. Pendidikan di Indonesia pun, masih terbilang jauh dari kata sempurna, untuk membina pelajar agar memahami karakter seseorang.

Karakter sendiri terbentuk dari dua sisi, yaitu eksternal dan internal. Sisi Eksternal adalah  karakter yang terbentuk dari lingkungan dan keluarga. Bimbingan dan arahan orang tua sangat berpengaruh pada anak, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif pula pada sang anak. Sisi Internal, yaitu karakter yang terbentuk dalam dirinya dan sudut pandangnya terhadap dunia.
Contoh karakter yang positif ,yaitu selalu berkata jujur, menolong sesama manusia, dapat dipercaya, menghargai orang lain, menghormati orang tua dan sebagainya.

Di masa usia dini anak sangat cepat menyerap informasi, dan disitulah peran orang tua sangat diperlukan. Anak usia dini biasanya akan meniru kebiasaan Ibu dan Ayahnya, bagi sang anak Ibu dan Ayah adalah guru pertama baginya. Oleh karena itu peran orang tua sangat lah penting.

Ada lima cara untuk membentuk karakter anak sejak dini yang dapat diterapkan, yaitu :

1.Pendidikan Agama, yaitu memberitahu siapa sang penciptanya, tanamkan rasa cintanya pada sang pencipta, tanamkan pula rasa takutnya pada sang pencipta agar iman mereka kuat.

2.Anak adalah peniru terbaik yang dimaksud adalah anak sangat mudah menyerap kebiasaan orang lain, oleh karena itu berperilakulah yang baik pada anak, berkata jujur, dan tidak kasar.

3.Mengatakan salah jika itu kesalahannya, maksudnya adalah jika anak melalukan sesuatu hal yang salah, maka katakan salah, jangan memanjakannya dengan mengatakan "diakan masih kecil, belum paham".

4. Mengawasi apa yang anak lakukan, jika anak sejak dini sudah diberikan smartphone atau gawai sebaiknya diawasi dengan bijak. Awasi apa saja yang ia lihat, dengar, dan ia ikuti. Sebaiknya beri batasan waktu main smartphone atau gawai pada anak.

5. Bertukar cerita, anak akan lebih merasa nyaman jika kedua orang tua memberikan perhatian yang cukup. Salah satunya dengan berukar cerita, atau menanyakan hal apa saja yang anak lakukan hari ini, bagaimana cara anak bersabar dalam menghadapi sebuah masalah.


Pendidikan karakter di Indonesia seharusnya diajarkan di sekolah-sekolah, dari mulai Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan karakter akan terfokus kepada sifat dan perilaku setiap anak, harus di perhatikan dari hal kecil sampai besar. Setiap anak harus mendapatkan konseling yang baik, seperti mengajak mereka bermain, menanyakan apa yang mereka rasakan, bercerita suatu pengalaman, dan semacamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline