Lihat ke Halaman Asli

Novia Elga

Penulis

Poin Penting Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring

Diperbarui: 7 April 2024   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gramedia.com

Buku Filosofi Teras merupakan salah satu buku yang populer untuk dibaca tahun 2023. Sayangnya saya baru berhasil membacanya bulan ini, dan baru sampai halaman 80. Poin penting yang saya dapatkan hingga halaman tersebut adalah:

1. Mengendalikan pikiran dan sikap untuk kebaikan diri sendiri

Manusia seringkali lupa bahwa tidak semua hal dapat ia kendalikan.

Bagaimana kita setiap hari menemui orang-orang yang tidak sesuai dengan keinginan. Merasakan masalah yang terus berganti. Berusaha bertahan dengan lingkungan yang terkadang tidak sesuai dengan harapan. Satu hal yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan pikiran. Berusaha untuk berpikir positif, menyadari bahwa semua hal di sekitar kita tidak dapat sepenuhnya dikendalikan. Banyak hal yang di luar kendali. Banyak hal yang tidak dapat kita ubah, solusinya adalah mengendalikan apa yang ada dalam diri kita yaitu pikiran dan sikap kita. Semua ini bukan untuk orang lain, melainkan untuk diri kita sendiri. 

2. Tidak terlalu merisaukan masa depan

Jangan terlalu merisaukan hal yang belum tentu terjadi, atau kita akan kehilangan banyak hal karena ini.

Seringkali sebelum tidur, banyak sekali pikiran datang tanpa dasar yang jelas. Menjadi cemas, takut, ragu, dan segala pikiran negatif bermunculan. Kita lupa bahwa sesuatu yang dikhawatirkan hanya ada dalam pikiran saja. Menguras emosi dan waktu, padahal hal tersebut belum tentu terjadi. Kalaupun terjadi, tak akan serumit yang kita pikirkan saat ini. Melewatkan waktu yang dijalani saat ini, detik ini, dan tidak menikmati momen yang sebenarnya begitu indah untuk disyukuri. Buku ini mengingatkan bahwa yang sudah berlalu sudah tidak dapat diulang maupun diubah. Sesuatu yang berada di depan tak dapat dikendalikan. Waktu sekarang adalah kesempatan yang indah dan harus dinikmati.

3. Semua yang kita miliki tidak ada yang abadi

Semua yang fana, akan kembali pada pemilik sesungguhnya.

Pekerjaan, jabatan, pencapaian, pasangan, dan segala hal yang saat ini ada bukanlah untuk dimiliki selamanya. Akan ada saatnya, semua itu hilang. Saat hidup kita mengejar semua itu mati-matian seakan dapat digenggam selamanya. Jangan terlalu bergantung dengan semua yang fana, karena jika kehilangan akan sangat menyedihkan. Setiap yang didapatkan memiliki jangka waktunya masing-masing. Tiada yang abadi di dunia ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline