Saat itu saya masih fresh berstatus sebagai mahasiswa baru. Plus, baru saat itu juga saya memiliki kartu ATM dengan nama saya sendiri. Maklum, saya berasal dari kota kecil, dan saya juga bukan orang yang sangat mampu sampai bisa punya tabungan sendiri. Tapi, yah, sejak merantau di kota besar dan hidup sendirian di sana untuk menuntut ilmu, mau nggak mau saya harus punya rekening sendiri. Dan dari situlah awal mula saya berkenalan dengan jual beli online.
Saya termasuk kutu buku, sangat suka membaca terutama yang berupa novel dan nonfiksi bertema sains. Memang sih, sejak tinggal di kota besar, akses saya ke toko buku dan perpustakaan menjadi amat sangat mudah. Namun setelah tahu bahwa kebebasan saya untuk berselancar di dunia maya juga besar, saya mulai melirik dan tergiur coba-coba membeli buku secara online.
Dibilang katrok, yah saya pasrah saja sepertinya. Saya nggak ngerti sama sekali bagaimana caranya membeli secara online. Asal klik klik klik saja, dan tahu-tahu sudah disuruh membayar sejumlah Rupiah ke suatu nomor rekening. Saat itu saya juga nggak terlalu paham dengan ongkos kirim dan sebagainya, jadi saya nggak ngerti juga jumlah uang yang diminta kok lebih banyak dari harga bukunya, padahal sudah diskon. Tapi toh saya ya tetap melangkah dengan mantap menuju mesin ATM untuk membayar buku tersebut.
Setelah membayar, saya tunggu sehari, dua hari,, sampai satu minggu, dua minggu lebih, mengapa buku yang saya pesan tidak datang juga? Saya bertanya-tanya dalam hati, tapi tidak ada inisiatif dari saya untuk menanyakan ke toko buku tempat saya memesan buku. Yah, waktu itu saya juga sedang sibuk dengan perkuliahan jadi tidak terlalu memikirkan juga. Sampai lewat satu bulan tidak datang, saya pikir toko itu penipu dan akhirnya saya pasrah kehilangan uang, membuang keinginan memiliki buku idaman saya itu. Sampai hampir empat tahun kemudian saya tidak lagi mau coba-coba belanja online, kapok.
Bertahun-tahun kemudian hingga saya berada di tahun keempat, saya mulai tidak terlalu sibuk dengan perkuliahan dan hanya fokus dengan skripsi. Otomatis saya juga mulai lebih banyak punya waktu luang. Di waktu luang saya itu, saya suka menjelajahi dunia maya dan melihat-lihat isi dunia (ciee..). Nah, saat melihat-lihat situs-situs web itulah, saya baru sadar kesalahan saya dulu saat mencoba membeli buku online. Ternyata setelah saya membayar di ATM, saya tidak mengirim konfirmasi bahwa buku telah dibayar. Oooh… langsung saya merasa bodoh dan dungu sekali. Hehe.. Tapi tidak apa-apa, saya justru makin tertarik belajar lebih banyak tentang jual beli online.
Didukung dengan kondisi finansial keluarga saat itu yang sedang menurun (sehingga kiriman uang tersendat, hehe..), serta kebutuhan saya untuk membiayai skripsi, maka saya mendapat ilham untuk ikut berjualan online. Dipikir-pikir lucu juga ya saya ini, nggak pernah beli secara online (pernah, tapi gagal!), tapi malah mau berjualan online. Tapi saya nekat, saya mulai mencari-cari toko online yang membutuhan reseller. Yah, saya akhirnya menemukannya, yaitu toko yang menjual baju dan jaket pasangan/couple. Sempat ragu juga takut pelayanannya kurang bagus, akhirnya saya mencoba untuk membeli sedikit produknya dulu untuk stok saya pribadi. Dan…berhasil!
Sejak saat itu, saya mulai mantap untuk melakukan jual beli online. Saya sudah menjual berbagai macam produk dari yang murah hingga mahal, bahkan ibu saya di rumah juga mengikuti. Setelah lulus kuliah, saya kembali ke kampung halaman saya dan kembali ke kota kecil yang tentu saja lagi-lagi tidak selengkap kota besar. Namun saya sudah tidak khawatir lagi, bila ingin membeli sesuatu, saya cukup klik klik klik layar komputer, dan barang pun segera sampai di tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H