Belakangan ini sedang heboh guyonan tentang klinik pengobatan alternatif ala negeri teratai. Broadcast message dan status facebook-pun tak hentinya membahas berbagai versi humor tentang klinik tersebut. Yang saya sendiri heran bagaimana awal mulanya bisa heboh, apakah memang begitu strategi marketingnya? Entahlah.. Sayapun geli mendengar seorang kawan yang baru saja disumpah menjadi dokter berkata "Ngapain saya kuliah 7 tahun kalau semua bisa sembuh ke klinik T*ng F*ang"." Saya cuma tersenyum, antara geli, jengkel, juga bangga. Geli karena teman saya sewot sama trend ini. Jengkel karena jaman sekarang demi uang kadang pengobatan yang sesuai standar BP POM maupun dinkes tetap dipasarkan, meskipun dengan cara menipu konsumen sekalipun. Dan bangga ternyata orang-orang negeri ini sudah pandai, promosi yang menipu dan tidak rasional cukuplah dijadikan bahan guyonan. Nah promosi ala klinik T*ng F*ang ini sama persis dengan juga cuaca politik beberapa hari ini. Emang sih nggak hari ini doang. Soalnya saya udah diwanti-wanti sejak lama "Politicians are like diapers, they are pain in the a*s and full of sh*t" . Tapi saya nggak nyangka lhoo partai yang mengatasnamakan keadilan berbuat begini (baca: jual idealisme ,jilat ludah sendiri). *pura-pura kaget*. Apakah idealisme bisa segampang itu dibarter sama uang atau kekuasaan? (Serius nanya, bukan nuduh) Dulu waktu kampanye suaranya keras untuk perubahan dan anti status quo. Ataukah dari awalnya itu cuma 'apus-apus' saja biar jualannya laris manit? Kalau gini sih menurut saya masih bagusan Klinik T*ng F*ng. Meskipun sama-sama menipu masyarakat, jualannya ga pake bawa-bawa agama dan mengatasnamakan umat.
Dulu banyak politikus suka korupsi,
Setelah beberapa kali berobat ke Klinik T*ng F*ang
Alhamdulillah, kliniknya ilang *eh
[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="and it changes idealism overnight"][/caption]
