Pada era pandemi covid-19 ini, membuat masyarakat tidak dapat lepas dari sebuah teknologi. Perkembangan teknologi menjadi wadah keterbukaan informasi yang begitu luas. Banyak informasi tersebar terutama pada lini media sosial. Media sosial tidak hanya menarik dikalangan orang dewasa tetapi dikalangan anak-anak juga, dan itu memunculkan permasalahan yang terkait dengan proses belajar dan perkembangan pada anak. Dalam media sosial, anak-anak bisa dengan mudah menerima dan belajar secara mentah-mentah dari informasi yang beredar di media sosial. Sering kali dijumpai fenomena perilaku negative anak pada kehidupan sehari-hari, seperti berbicara kurang sopan, melakukan kekerasan, bahkan sampai melakukan bullying. Penyebab mengapa anak dapat berprilaku seperti itu karena kurangnya perhatian dan pengajaran dari orang tua atau orang dewasa di lingkungan keluarga.
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa, sehingga mereka harus mendapatkan perhatian dan pengajaran yang serius, sebab seorang anak akan tumbuh dengan baik jika ia memperoleh pendidikan secara menyeluruh agar bisa menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Sehingga, makna pendidikan tidaklah semata-mata hanya menyekolahkan anak ke sekolah untuk membina ilmu pengetahuan, namun bisa lebih luas daripada itu.
Lingkungan keluarga menjadi lingkungan pertama pendidikan pada seorang anak. Apa yang didengar dan dilihat oleh mereka akan selalu ditirunya tanpa pertimbangan baik atau buruknya. Disini lah pentingnya pendidikan keluarga yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Menurut Selo Soemarjan, keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab keluarga adalah masyarakat pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Keluarga juga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Ketika orang tua melakukan sesuatu, anak-anak akan mengikuti orang tua mereka. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan sosio-emosinya. Orang tua juga memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter dan moral anak. Bagaimana cara orang tua mendidik anak-anaknya akan sangat berpengaruh terhadap karakter sang anak. Dan apa yang disampaikan dan diajarkan orang tuanya semenjak anak masih kecil, itulah yang akan membentuk kepribadian nya di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam keluarga akan membimbing anak dalam kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional, seperti di didik untuk berpikir kritis dengan cara selalu berdialog kepada anak untuk memecahkan masalah dan anak di didik untuk selalu bisa menghargai dan menghormati orang lain seperti dengan memberitahu sang anak untuk tidak memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara dengannya. Tujuan dari pendidikan dalam keluarga adalah menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri seorang anak sedari kecil. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat terbagi dalam tiga aspek utama, yaitu:
Aspek pribadi
Pendidikan itu sendiri mengajarkan kepada anak agar kedepannya menjadi pribadi yang bertanggung jawab, dalam artian anak kelak mampu menjadi individu yang dapat menjaga nama keluarga dan membanggakan bagi kedua orang tuanya.
Aspek moral
Pendidikan keluarga penting untuk memberikan bekal moral bagi anak. Pendidikan moral dalam keluarga tidak hanya berisi penyampaian mengenai apa yang salah. Karena anak pasti juga akan melihat tingkah laku orang tuanya.
Aspek sosial
Tujuan yang ingin dicapai oleh aspek ini adalah menciptakan generasi yang berguna tidak hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi lingkup sosial yang lebih besar. Sejak dini anak telah ditanamkan nilai-nilai luhur agar mampu menjadi pribadi yang baik kedepannya. Bekal yang ditanamkan oleh orang tua bertujuan agar anak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
Pendidikan keluarga dapat dilakukan dengan cara seperti, anak laki-laki bersama dengan ayahnya mencuci sepeda motor, memperbaiki sesuatu di rumah. Anak putri membantu ibu memasak, mengatur tempat tidur, menyapu dan sebagainya. Fenomena kehidupan tersebut dapat dilihat sebagai suatu proses kegiatan mendidik. Di sini terjadi usaha ayah atau ibu untuk membawa anaknya ke dalam lingkungan dan suasana yang memberikan nilai pendidikan. Hal semacam ini, sesungguhnya adalah praktek langsung dari upaya menjadikan setiap kegiatan sehari-hari baik didalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat mempunyai nilai pendidikan dan keterampilan yang nantinya sebagai bekal kehidupan selanjutnya.