Kereta Api Indonesia: Dalam era digitalisasi
Transformasi terjadi di berbagai aspek kehidupan, termasuk pada tingkat individu, kelompok masyarakat, lembaga, organisasi, dan juga perusahaan. Contoh dari perubahan ini mencakup transformasi dalam perilaku, nilai-nilai sistem, metode operasional, alat yang digunakan, serta pemikiran dan tindakan. Perubahan dapat merujuk pada pengadopsian cara baru dalam menjalankan aktivitas, penerapan sistem baru, pengikutan prosedur yang baru, adopsi manajemen baru, perubahan struktural seperti penggabungan atau restrukturisasi, atau kejadian yang signifikan dan mengganggu. Dalam konteks perusahaan, perubahan organisasi sangat krusial untuk memastikan daya saing, adaptasi terhadap inovasi, peningkatan profitabilitas, serta minimalkan kerugian agar perusahaan mampu bertahan dan tetap relevan dengan perubahan di lingkungan eksternal.
Dalam tiga tahun terakhir, adaptasi terhadap kondisi baru teknologi digital terlihat jelas dalam konsep Industri 4.0 dan yang terbaru dalam kasus Kereta Api 4.0 dan Kereta Api Digital. Aplikasi seluler, tiket e-, kontrol kereta digital, manajemen sinyal dan lalu lintas, platform digital untuk pemeliharaan prediktif adalah bidang utama digitalisasi industri kereta api. Karena era digital, seluruh pemangku kepentingan transportasi akan terus meningkatkan keterampilannya dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, sehingga layanan transportasi akan meningkat di masa depan. Transformasi digital, istilah baru dalam literatur bisnis dan teknologi, didefinisikan sebagai integrasi teknologi digital ke dalam aktivitas bisnis, yang mengarah pada perubahan dalam operasi bisnis dan proposisi nilai kepada pelanggan
Kereta Api, simbol dari bentuk kendaraan umum yang memiliki keindahan atau perjalanan yang mempesona telah turut hadir dalam perkembangan manusia hingga saat era digitalisasi saat ini. Kendaraan umum banyak dicari dan digunakan oleh masyarakat, begitu pula kereta api yang sehari-harinya digunakan oleh masyarakat. Dari jendela kereta, kita dapat menyaksikan pemandangan yang memukau, dari pegunungan yang megah hingga pedesaan yang menenangkan.
Kereta Api, penghubung antar kota dan pulau memberikan kenyamanan kepada penumpang, dengan menawarkan beberapa nilai tambah. Dan menemukan sensai baru pemandangan yang menyapu wajah, serta bunyi roda kereta yang dapat menjadi salah satu petualangan tak terlupakan.
Hadir dan tumbuh bersama dengan manusia, kereta api mengalami beberapa evolusi. Menjadi moda transportasi klasik, kereta api pun sudah berkembang dan menyesuaikan dengan teknologi yang canggih. Sistem perjalanan yang semakin efisien, kereta yang ramah lingkungan, dan konektivitas yang lebih baik adalah beberapa inovasi terbaru. Dengan fasilitas WiFi di beberapa kereta, menjadikan perjalanan semakin produktif dan menyenangkan.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus menerapkan perubahan layanannya selama tahun terakhir. Sejak tahun 2009, PT KAI telah meningkatkan kualitas dan pelayanan yang ditawarkan kepada pengguna jasa angkutan kereta api. PT KAI melakukan modernisasi sistem tiket, pembuatan aplikasi KAI Access, upgrade site, perbaikan prasarana dan sarana pelayanan di seluruh stasiun, dan pembuatan layanan data center.
KAI Access merupakan aplikasi resmi Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pembelian tiket kereta api dan informasi perjalanan. KAI Access merupakan versi dari aplikasi sebelumnya KAI Access. KAI Access dirilis pada 10 Agustus 2023. Masalah yang muncul setelah update "Akses via KAI" adalah jumlah review bintang 1 meningkat, mengklaim versi terbaru kurang memuaskan dibandingkan sebelumnya. Banyak pengguna yang mengatakan lebih suka menggunakan yang versi lama. PT KAI juga menerapkan beberapa inovasi untuk memberikan pelayanan terbaik, seperti pendirian klinik kereta api, kartu inspeksi e-, mesin penjual tiket, kelancaran transaksi pembelian tiket, peningkatan konektivitas antar moda di stasiun, dan pengembangan. Transit Oriented Development Areas (TOD) di stasiun-stasiun BUMN melalui sinergi.
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memanfaatkan layanan solusi bisnis berbasis Internet of Things (IoT) dari Telkomsel untuk mengubah pengoperasian armada kereta produksinya. Telkomsel menyediakan solusi IoT industri melalui unit Telkomsel Enterprise dengan layanan Intelligent Tank Monitoring System (INTANK). Solusi ini kemudian dikembangkan bersama oleh PT KAI dan Telkomsel, menjadi solusi baru yang dikenal sebagai GRAMS atau Genset. GRAMS berfungsi sebagai sistem pemantauan keandalan dan ketersediaan. Tujuan solusi ini adalah untuk memantau secara real time kinerja generator dan kondisi pembangkitan kereta guna mencegah masalah sebelum terjadi serta melakukan pemeliharaan terjadwal. Berbagai faktor pada generator dapat dipantau oleh GRAMS, seperti efisiensi kelistrikan (faktor daya, tegangan, arus), kondisi mesin (suhu, tekanan oli, rpm), kondisi mesin dan duty cycle, kondisi baterai, dan lokasi. PT Kereta Api Indonesia, sebagai entitas bisnis yang dimiliki oleh Indonesia di sektor transportasi kereta api, menyadari pentingnya memiliki aplikasi seluler untuk meningkatkan layanan jaringan.
First-Mile merupakan jarak dari titik awal menuju titik angkutan umum, sedangkan mil terakhir merupakan jarak dari titik angkutan umum menuju titik tujuan. Bersama KAI, seluruh penyedia transportasi mulai dari Gojek, Grab, Blue Bird dan hingga moda lainnya berkembang untuk menciptakan layanan dari First-Mile hingga Last-Mile. Kecuali platform pembayaran akan terintegrasi sehingga Anda dapat menikmati layanan sepenuhnya.
Ahli kebijakan publik, Agus Pambagio, menyatakan bahwa transformasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI di era digital merupakan langkah yang sangat monumental. Transformasi digital ini dianggap sebagai perubahan yang signifikan di sektor perkeretaapian Indonesia, bahkan berhasil mencapai tingkat kesuksesan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya. Transformasi ini menjadi suatu keharusan dalam menghadapi era digital. Digitalisasi bertujuan untuk meningkatkan pelayanan, memantau aktivitas pegawai KAI, menghilangkan praktik calo tiket, dan meningkatkan omzet. Adanya teknologi digital membuktikan bahwa aktivitas KAI dapat dikelola secara lebih efisien dan menguntungkan, sambil meningkatkan tingkat keamanan. Agus Pambagio menyatakan bahwa dengan bantuan digitalisasi, masyarakat diberdayakan untuk menjadi pelancong yang lebih baik. Sebelum adanya transformasi digital, KAI dianggap sebagai angkutan massal dengan kualitas layanan dan keselamatan yang buruk. Keamanan transportasi orang menjadi prioritas utama. Peralatan operasional seperti lokomotif dan gerbong dianggap sudah tua dan kurang terawat. Keadaan dan keamanan di stasiun pada masa lalu juga dianggap sangat buruk. Selain itu, sebelum perubahan, kinerja tiket dan barang dagangan sulit diukur karena rendahnya disiplin dan integritas pengurus.