Berbicara tentang definisi keluarga, bagi saya adalah bicara tentang sebuah solusi, keamanan, kenyamanan serta dukungan.
Terlepas dari ungkapan "sudah seperti keluarga sendiri" yang berarti keluarga tanpa ikatan darah, jika bisa memenuhi definisi solusi, keamanan, kenyamanan dan dukungan, itu artinya mereka adalah keluarga saya.
Di masa sekarang ini, istilah stres makin sering kita dengar. Pegang gelas jatuh, ngeluhnya "Stres saya, tadi di kantor bos ngomel-ngomel padahal bukan saya yang salah." Bawa mobil nyungsep di selokan, ngeluhnya "Stres saya, gajian belum waktunya tapi isi dompet bikin nangis." Berat badan makin ke kanan katanya, "Iya, aku stres habis putusan."
Omaigot, sedahsyat itukah efek dari stres hingga dijadikan alasan oleh berbagai pihak. (termasuk saya)
Menurut Yati Utoyo Lubis, Ph. D, psikolog klinis dan dekan Fakultas Psikologi Indonesia "Stres muncul karena adanya perubahan. Nah, dalam hidup perubahan kan terus terjadi. Jadi tidak mungkin kita akan bebas dari stres. Yang harus dipikirkan, how can we live with stres. Bagaimana cara kita menanggapi dan mengatasi perubahan."
Biasanya jika ada seseorang yang mengaku sedang stres kalimat yang muncul dari orang sekitar adalah "Kamu kurang piknik"
Tapi bagi saya pribadi menyiasati stres selain dengan piknik juga harus "musuhan" dengan gadget. Karena baik disadari atau tidak setiap aktivitas yang kita lakukan sekarang seakan tidak pernah lepas dari gadgetyang lengketnya ngalah-ngalahin perangko.
Entah sedang bekerja, makan, menonton televisi bahkan sedang ngobrol bersama orangtua pun gadget selalu ada. Jadi benarlah tagline yang mengatakan bahwa gadget membuat yang jauh menjadi dekat, yang dekat menjadi jauh.
Kembali pada definisi keluarga yang adalah solusi, keamanan, kenyamanan dan dukungan. Perasaan stres sangat bisa di minimalisir apabila antar anggota keluarga mempunyai waktu khusus untuk berkomunikasi. Berkomunikasi yang berkualitas agar kehangatan keluarga bisa terjaga baik.
Seperti yang selalu disebut-sebut kebanyakan orang jika ada yang mengeluh stres maka di sarankan untuk piknik.
Dan ini yang saya dan keluarga sering lakukan. Aktivitas dengan ritme yang tidak menentu seringkali membuat saya, saudara dan orang tua jarang berkomunikasi. Setiap hari rutinitasnya adalah pagi pamit kerja, pulang sore bahkan hingga larut malam. Bapak ibu sudah istirahat. Dan ini berlangsung dari senen hingga sabtu siang. Bahkan tidak jarang kondisi lembur di kantor membuat kami semakin jarang ngobrol.