Kejora,
Jika malam adalah peraduanmu
Mengapa engkau kerap mengenyahkan bulatnya bulan
Apakah dirimu tak merasa kesepian,
sendirian dalam palung malam nan gulita
*
Kejora,
Mengapa masih saja kau pelihara
Sajak-sajak lusuh tanpa tahu siapa empunya si pemilik syair
Padahal pada tiap lipatan malam, kerap kau dengar denting-denting melodi nyanyian. Tentang degup dadaku yang merindumu
*
Kejora,
Apakah dalam membran kepalamu,
pernah terpikir tentang rasa sepi yang mengugat riuhku
Sunyi yang selalu membuat hari-hariku porak-poranda
Seumpama aliran darah, dia sering merasa kebingungan, kemana hendak mengalir
*
Kejora,
Bolehkah aku merengkuhmu
Lalu menghitung setiap nafas-nafas getasmu yang tersenggal
Hendak ku selamatkan aroma tubuhmu
Dari bekunya terpaan angin prasangka
Oil City, Senin 04-01-16
Kepada Kamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H