Lihat ke Halaman Asli

Inem Ga Seksi

TERVERIFIKASI

(Cermin) Yang Tanpamu

Diperbarui: 27 September 2015   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Akan ada satu masa, yaitu ketika pada pagi hari aku mendapati kenyataan bahwa tak ada yang lebih penting selain melihat kau terjaga kemudian tersenyum ceria.

Lalu akan kutanyankan padamu “Semalam kamu mimpi apa?” dan jawaban yang kudengar adalah “Mimpiku semalam bahagia.Aku bermimpi tentang sepasang angsa yang berenang di danau, dan kita menikmati cumbu rayu mereka dari sebuah bangku tua berwarna gelap”

Setelah ku ketahui bahwa kau bahagia dengan mimpimu, sesegera mungki ku seret langkah kakimu, memaksamu dengan penuh cinta untuk duduk bersimpuh bersamaku, sujud pada pemilik semesta ini.

Setelah itu, dengan kemanjaanmu yang kadang terkesan otoriter kau memaksaku mengenakan sebuah kemeja berwarna hijau pupus, warna kesukaanmu. Tetapi apalah arti ketidaksukaanku pada sebuah warna bernuansa hijau. Tentunya aku akan dengan sukarela menggenakan kemeja yang telah kau pilihkan, sebab aku ingin selalu nampak serasi saat denganmu. Aku ingin kita seumpama dua orang yang tengah berpapasan di jalanan kemudian karena memiliki kesukaan warna sama, kita menjadi akrab satu dengan yang lainnya.

Kemudian setelah kau puas “mendikteku” dengan warna kesukaanmu, kau pun menggiringku pada meja makan sederhana tanpa vas bunga. “Sarapan adalah salah satu langkah menuju sehat, dan kamu harus sehat, demi aku” celotehmu sambil mengerling, lagi-lagi aura manjamu terdapat di sana.

Namun pada kenyataannya, yang membuat ku selalu merasa sehat adalah karena setiap pagi aku selalu menemukanmu. Ada untukku.

Akan tetapi ada satu masa yang tak kuinginkan. Adalah ketika pada suatu pagi aku tak mendapati pagi yang tanpa kabar darimu. Pagi yang berisi tebak-tebak-an. Tentang apa mimpimu semalam, tentang warna baju apa yang harus kukenakan atau tentang sujud-sujudmu padaNya. Aku tak ingin menjadi seperti anak ayam yang kehilangan induknya, mataku berlari kesana kemari demi mencarimu pada sudut-sudut yang tak kuketahui.

Aku pun tak ingin harus melewati pagi seperti malaikat tak bersayap, melewati pagi tanpa mampu menyisipkan kamu pada senandung harpa yang kumainkan.

Sungguh, aku tak ingin mendapati pagi yang tanpa kamu.

Pagi yang tak merindukanmu.

 

 

Oil City 27-09-15




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline