Pada sabtu yang mundur dua langkah
Ingin ku kekalkan rasa pedas di pengecapmu
Mencumbu langit langitnya
Dan merayunya tanpa ampun
Pada sabtu yang mundur dua langkah
Rahim penantianku akhirnya mengejan lega
Jabang bayi rindu terlahir sempurna
Kulitnya merah segar merona
Namun,
Pada sabtu yang telah terlalui dua langkah
Putik-putik melati mulai amarah
Pada aromanya yang lembut menggoda
Sebab musabab tak terjangkau akal naluri
Pada sabtu yang telah terlalui dua langkah
Pinggang puisiku yang ramping sintal
Mulai mengering kurus
Sakit penyakit ego merenggut sinar kejoranya
Entah pada sabtu yang mundur dua langkah
Entah pada sabtu yang telah terlalui dua langkah
Puisiku masih sama hangatnya
Seperti embun yang memeluk erat dinginnya pagi
:subuh itu
Oil City 14-09-15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H