Lihat ke Halaman Asli

Inem Ga Seksi

TERVERIFIKASI

Ketika Semuanya Menjadi Sengaja

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1432458091850589014

[caption id="attachment_419730" align="aligncenter" width="580" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas Image)"][/caption]

Ada banyak mulut-mulut terngangga

Namun lidah mereka lekat erat menggantung di langitnya

Berdendang sana-sini, namun hanya gaung kosong berkumandang

Berbunyi nyaring tapi tak ubahnya seperti pepesan kosong

***

Betapa banyaknya gendang telinga bertebaran masih tergantung erat

Pada rongga yang bersebelah dengan otak

Mampu mendengar raungan pilu

Namun pikiran kotor menyumbatnya

Maka jadilah raungan pilu hanya dianggap dendang lagu berlalu

***

Ada berjuta sepasang mata anugrah Ilahi

yang kemampuan melihatnya masih berkali lipat dayanya

Disuguhi seonggok raga yang hanya terdiri dari tulang-tulang rapuh getas

Dengan ceruk mata yang begitu dalam,

menyimpan nestapa

Nelangsa karena terbuang dari kawanannya

Namun entah mengapa buta menghinggapi mereka, mata melihat namun nurani ditutup

***

Jerit tangis kanak-kanak riuh mencari puting ibunya

Para ibu memukuli dadanya meratapi putingnya,

yang tlah kering kerontang tak berair susu

“Mulut kami sudah lupa memamah sesuatu,”

“Mulut kami sudah lupa menegak sesuatu,”

Kata mereka, dan tetap memberikan putingnya, berharap riuh kanak-kanak mereda

***

Lalu,

Ketika mulut sudah sengaja membungkam ucapan belasungkawanya

Ketika telinga sudah sengaja dibuat lalai pada sebuah kabar duka

Ketika mata sudah sengaja mengabaikan sebuah penindasan

Apakah masih pantas mahluk ciptaan Tuhan yang bernama manusia, disebut manusia?

***

Oil City, 24 May 15

14323710171473587517




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline