Lihat ke Halaman Asli

Inem Ga Seksi

TERVERIFIKASI

Lelayu Rindu

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1393310707354866437

Selamanya itu lama, Tuan

Bukan satu jam, satu menit apalagi satu detik

Terlalu setianya waktu merekam jejak kaki kenangan yang makin berkarat

Meski tak ada lagi riak beriak dari tapaknya yang dulu riang

***

Saat satu masa tiba, ketika sebuah rindu harus dipaksa menjadisunyi

Lebih sunyi dari suara nafas bayi

Lebih senyap dari suara desau angin

Lebih lebur dari dedaunan yang hendak menjadi humus

***

Dedaunan urung jatuh, walau warna hijaunya telah mengkuning

Tepukan lembut sang angin, tak kuasa jatuhkannya. Ke tanah

Padahal, bumi sudah siap sedia menerimanya

Melebur rindu yang serupa tangisan

***

Tangisan rindu tak pernah dingin, selalu hangat setiap waktu

Tidak seperti secangkir kopi, yang kerap terlanjur dingin

Seiring nyala api pembakaran yang mengubah kayu menjadi abu

Puisi ini pun akan menghapus kesedihannya sendiri

***

Tentang waktu yang selalu berisik

Menggunjingkan sebuah rindu tanpa temu

Seanggun melati dengan warnanya yang putihlembut

Selembut itulah ketabahanku memikirkanmu

Oil City, 13 May 15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline