Wasit Iwan Sukoco Riwayatmu Nanti

Bicara sebuah kekalahan mungkin akan menjadi hal yang biasa saja bila itu terjadi secara wajar. Namun tidak demikian yang dirasakan oleh tim sepakbola Balikpapan, Persiba. Sikap wasit Iwan Sukoco yang terang-terangan memihak salah satu tim dirasakan sangat merugikan mereka.

Iwan Sukoco adalah wasit dari Malang dan baru setahun terlibat dalam ajang bergengsi Indonesia Super League.

Dianulirnya penalty oleh wasit yang seharusnya menjadi milik Persiba, membuat tim ini harus puas pulang dengan merasa kalah saat bertanding away ke Laskar Antasari pada tanggal 02 Juni di Stadion Indrasari atau Demang Lehman Martapura. Padahal jika wasit memimpin pertandingan secara “lurus” Persiba mempunyai kesempatan untuk merubah skore.

Skuad Laskar Antasari memang beringas saat menghadapi lawan-lawannya yang main tandang di Stadion Demah Lemang Martapura. Meraih 9 kemenangan dari 10 partai home Barito Putra menjadi skuad yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebut saja beberapa nama yang sudah di ketahui kualitas bermainnya sepertiYongky Aribowo, Octo Maniani dan si pemilik goal sebanyak 16 kali yaitu Djibril Coulibay. Terlebih setelah mempermalukan Persisam dengan skore 5-1. Barito semakin memantapkan langkahnya sebagai club yang di segani di ajang Indonesia Super League (ISL).

Namun hal tersebut tidak membuat pelatih Persiba, Herkis menjadi “murung”, kehadiran Rudi Widodo dan Alexander Robinson yang baru saja bergabung, di anggap cukup mampu mengcover permainan pilar kebanggaan Persiba, sebut saja Patrice Nzekou, Syakir Sulaiman, Rendy Siregar dan Johan Yoga Utama.

Sikap optimis Herkis meraih poin terbantahkan saat menit ke 14 melalui sundulan kepala Amirul Mukminin yang menjebol gawang pertahanan Persiba. Dan skore-pun berubah menjadi 1-0 untuk team tuan rumah.

Demi mengejar ketinggalan, Persiba semakin aktif meningkatkan permainannya. Serangan di buat demikian apik dan cerdas. Namun rupanya bermain aktif dan pantang menyerah saja tidak cukup jika tidak di imbangi dengan di tegakkannya aturan bermain. Selang beberapa menit saat tendangan Nzekou membentur gawang Barito yang di jaga Aditya Harlan, terjadi Handsball pada salah satu pemain Barito, namun dengan dalih tidak melihat maka hadiah penalty yang seharusnya di dapatkan Persiba hilang begitu saja.

Hilangnya hadiah penalty yang seharusnya didapatkan Persiba juga hilang pada menit-menit terahkir pertandingan, saat Bachtiar terjungkal di depan gawang Barito. Beberapa pemain Persiba sempat mengajukan protes pada wasit perihal ini, namun lagi-lagi wasit Iwan Sukoco berdalih.

Kejadian ini bukan tidak mengundang reaksi, manager Persiba sendiri, Faisal Tola saat mengelar konsprensi pers seusai bertanding mengeluarkan statement akan membawa hal ini ke komite PSSI dan berharap wasit Iwan Sukoco mendapat teguran keras.

Banyak orang sangat menyayangkan, kompetisi setaraf liga ISL harus dikotori oleh beberapa pihak. Kompetisi yang mengusung jargon Fair Play Fair Game seolah-olah hanya kedok saja bagi beberapa pihak dalam menutupi aksi kotornya.

Menang atau kalah adalah sesuatu yang lumrah dalam sebuah pertandingan, yang tidak lumrah adalah ketika harus kalah karena ada beberapa pihak yang dengan sengaja memutarbalikkan peraturan yang sudah disepakati. Tentunya proses memutar balikkan fakta ini di barengi dengan sejumlah nominal yang mengucur ke kantong beberapa pihak.

Disadari atau tidak, proyek bola sudah menjadi semacam komoditi basah. Sehingga siapapun yang berkecimpung di dalamnya selalu tergoda untuk mengeruk suatu keuntungan. Kejujuran dalam sebuah kompetisi sudah menjadi hal aneh, sehingga di anggap tabu. Rasa kemanusiaan terabaikan demi kepentingan diri sendiri.

Jadi, kita tunggu saja ketegasan dalam bentuk apa yang akan di terima wasit Iwan Sukoco dari PSSI atas kepemimpinannya dalam derby Kalimantan antara Persiba dan Barito Putra.