Lihat ke Halaman Asli

Inem Ga Seksi

TERVERIFIKASI

Waspadai 3L, Lemah, Letih dan Lesu

Diperbarui: 4 April 2017   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pekerjaan sedang banyak-banyaknya, namun mata rasanya sepet sekali. Rasa kantuk datang tiba-tiba tanpa bisa di netralisir oleh secangkir kopi atau teh.

Hal yang saya sebutkan diatas tentunya kerap menyerang bagi sebagian orang, baik pekerja di dalam ruangan atau di luar ruangan.

Kondisi seperti ini tentunya sangat berdampak pada hasil pekerjaan yang sedang kita kerjakan, terlebih bila bekerja di bidang jasa seperti customer service atau sesuatu bidang pekerjaan lainnya yang mengharuskan kita berhadapan dengan masyarakat umum, semisal pekerja biro perjalanan umum atau kasir.

Sebagian orang mengatakan bahwa secangkir kopi bisa mengusir rasa kantuk ketika sedang bekerja atau beraktivtas. Namun apakah hal ini juga berlaku bagi pecinta teh yang tidak begitu menyukai atau tidak cocok dengan rasa kopi.

Minuman berkafein memang bisa mencegah rasa kantuk, namun kita juga patut mewaspadai efek samping dari kafein itu sendiri. Mulai dari terpangkasnya waktu tidur, penurunan kualitas tidur serta siklus jam tidur yang terganggu.

Mengantuk selalu di identikan dengan kurang cukupnya waktu istirahat. Namun tenyata selain waktu istirahat yang tidak cukup, ada beberapa hal lainnya yang menyebabkan kita kerap berada di kondisi 3L, Lemah, Letih, Lesu. Ciri khas kondisi 3L adalah selalu merasa ngantuk, kurang /tidak bersemangat, terlihat pucat dan gampang lelah.

Jika anda kerap berada di kondisi 3L, maka waspadalah ! karena bisa jadi anda sedang mengalami Anemia. Anemia merupakan penyakit kekurangan sel darah merah atau hemoglobin atau keduanya, sehingga kemampuan darah mengangkut oksigen berkurang.

Adapun Anemia, terdiri dari beberapa jenis, namun yang sering dijumpai pada negara berkembang adalah anemia jenis defisiensi besi, adalah anemia yang disebabkan oleh karena tidak memadainya persediaan zat besi yang berguna dalam pembentukan sel darah merah atau hemoglobin.

Dan di Indonesia sendiri berdasarkan penelitian Martoatmojo et al, prosentasenya cukup tinggi, yaitu 16-50% pada laki-laki, 25-84% pada perempuan dengan kondisi tidak hamil dan 46-92% pada perempuan hamil.

Sementara yang paling sangat beresiko mengalami anemia defensiensi besi adalah :

1.Wanita yang sedang berada pada masa menstruasi

2.Wanita dengan kondisi hamil dan menyusui

3.Bayi, anak-anak atau remaja. Mereka adalah golongan tubuh yang berada dalam masa pertumbuhan cepat.

4.Vegetarian.

Karena tidak memakan daging dan telur selama bertahun tahun, sehingga asupan zat besi kerap tidak terpenuhi.

5.Penderita penyakit maag.

6.Pengguna aspirin dalam jangka waktu lama

7.Pengidap kanker kolon

8.Penderita prediabetes

Selain karena disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi, gangguan penyerapan serta kehilangan zat besi karena penyakit tertentu, penyebab spesifik yang juga terkait dengan 3 proses diatas adalah :

1.Terjadinya pendarahan yang menahun, yang terjadi pada tukak lambung, pendarahan pada saluran kencing, batuk berdarah, terkena infeksi cacing tambang dan kondisi menstruasi yang mengeluarkan darah banyak.

2.Mengkomsumsi makanan dengan kadar zat besi rendah

3.Peningkatan suatu kondisi yang tidak di imbangi pemenuhan asupan zat besi, seperti kondisi kehamilan dan menyusui.

4.Terdapat gangguan penyerapan zat besi pada saluran pencernaan.

Karena selain gejala yang disebutkan diatas gejala lain yang menjadi ciri khas anemia defesiensi besi antara lain kuku yang tumbuh seperti sendok, permukaan lidah yang menjadi halus, terjadi peradangan disekitar bibir.

Selain indikator ada sesuatu yang tidak beres pada tubuh, rasa kantuk juga bisa terjadi oleh karena gaya hidup dan suasana lingkungan disekitar kita (suasana kerja atau cuaca).

Gaya hidup disini yang dimaksud adalah kurangnya gerak fisik atau olahraga yang teratur.

Menurut dr. Michael Triangto SpKO “Olahraga yang tepat intensitasnya adalah yang dilakukan hingga mencapai zona latihan (training zone) diri orang tersebut dan di lakukan secara teratur. Jika tidak optimal, mungkin tubuh akan tetap loyo. Atau sebaliknya, dia makin mudah mengantuk karena tubuh terlalu lelah akibat olahraga berlebihan.

Waktu yang disarankan, adalah minimal 3 jam dari waktu tidur. Karena jika selesai berolahraga, tubuh akan memproduksi adrenalin yang membuat sulit tidur.

Menurut dr. Andreas, makin berat porsi seseorang berolahraga maka waktu tidur yang dibutuhkan semakin besar.

Sementara kantuk yang datang karena faktor lingkungan/suasana bisa dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya :

·Sudah berada berjam-jam di meja kerja/depan komputer

·Kurangnya pencahayaan di ruang kerja, sebuah studi menerangkan bahwa cahaya terang dapat mengurangi kantuk dan meningkatkan kewaspadaan

·Tubuh sedang kekurangan oksigen, karena mengabaikan asupan energi

·Karyawan yang bekerja dengan menggunakan schedule shift (jam kerja bergilir)

·Dehidrasi, bekerja di ruang yang ber AC kerap mengabaikan betapa pentingnya untuk minum

·Bosan atau jenuh pada sesuatu, semisal suasana rapat

·Suhu udara suatu tempat

·Begadang

·Stres

Jika Anda sering berada di kondisi yang sudah saya sebutkan di atas, alangkah baiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan yang lebih instensif. Karena bisa jadi Anda terkena Narkolepsi.

Apabila kantuk terjadi karena stres atau alasan lain yang berhubungan dengan psikis, maka terapi perilaku kognitif dapat membantu mengembangkan kebiasaan tidur yang baik serta mengurangi kecemasan tidur.

- Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.-

Semoga Bermanfaat.

Salam Sailormoon.

--oOo--




Sumber Data :

http://home.spotdokter.com

http://www.femina.co.id

http://www.smallcrab.com

http://id.wikipedia.org

dr.Arthur



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline