Dalam berjualan atau berbisnis perlulah memiliki inovasi atau ide-ide kreatif agar target konsumen dapat tertarik dengan mudahnya untuk mengenal atau membeli produk kita. Inovasi atau ide-ide kreatif tersebut entah dalam produk ataupun sebuah promosi yang memiliki daya tarik yang kuat. Orang-orang yang berjualan sekarang terlihat sedang berlomba-lomba dalam upaya peningkatan kualitas hingga ide-ide gila yang dapat menarik perhatian konsumen.
Tapi tidak dengan bapak penjual balon di Jl. Setiabudhi, Bandung. Ditengah gempuran inovasi dalam berjualan atau berbisnis, bapak yang satu ini memilih untuk menjual balon helium tanpa harga patok. Tidak seperti penjual balon pada umunya, bapak ini berjalan mengitari Jl. Setiabudhi dengan membawa balon helium dan kalung kertas yang bertulisakan "bayar seikhlasnya" tak lupa wajahnya yang ditutupi topeng badut. Yang dimaksud dari bayar seikhlasnya, bapak tersebut dapat menerima berapapun uang dari konsumen atau orang yang membeli balon tersebut asalkan didasarkan dengan ikhlas. Hal ini tentu mengundang rasa iba dan perhatian apalagi saat orang-orang berkendara di sekitar Jl. Setiabudhi. Rasa iba pun muncul di benak orang-orang yang melihatnya termasuk saya. Orang yang melihatnya tergerak untuk membeli dan membayar seikhlasnya dalam bentuk membantu bapak tersebut.
Bapak penjual balon yang hanya ingin dibayar seikhlasnya itu cukup jarang terlihat di Jl. Setiabudhi bahkan sekarang sudah hampir tak terlihat. Entah berpindah atau bagaimana tetapi pada saat itu cukup menyita banyak perhatian termasuk saya.
Saya rasa sebagian orang yang membeli balon kepada bapak tersebut tidak benar-benar mau atau membutuhkannya, namun rasa simpati yang diberikan cukup membantu bapak tersebut dalam menghasilkan rupiah untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari atau setidaknya beliau dapat menjalani hidupnya di hari itu. Tentu hati yang melihatnya termasuk saya merasa tersayat karena tidak terbayang beban yang dipikulnya seberat apa. Bapak tersebut terlihat lemas dan tidak terpancar keceriaan di wajahnya, hal tersebut lagi-lagi membuat orang yang melihatnya merasa iba. Saya rasa bapak tersebut memiliki tekad yang kuat sehingga walaupun fisiknya terlihat lemas tetapi jiwanya berkata semangat. Karena saya rasa tidak ada hal yang sia-sia jika dikerjakan dengan tekad yang kuat yang baik semua itu pasti terbayar.
Lalu, hal apa sih yang perlu kita pelajari dari kisah bapak penjual balon yang hanya mau dibayar seikhlasnya?
Dari sini kita dapat tahu jika mencari nafkah itu bukanlah hal yang mudah, apalagi di dunia ini sempat tersebarnya virus yang banyak terdampak begitu pula penjualan. Kita dapat belajar untuk selalu bersyukur atas apa-apa yang sudah diberikan karena masih banyak diluar sana yang masih susah makan, bahagia, belajar, dan lainnya. Kita juga harus selalu ingat untuk selalu bersedekah dan berbagi, selain merupakan hal yang baik, berbagi terhadap yang membutuhkan dapat menciptakan kebahagiaan dan tawa bagi orang lain.
Semoga bapak penjual balon tersebut dapat secepatnya memiliki pekerjaan yang layak dan sesuai apa yang beliau mau. Pun jika itu yang membuat beliau senang dapat diberi kebahagiaan dan rasa beryukur selalu. Karena menurut saya bertahan di gempuran saat ini yang apa-apa bisa menjadi daya saing itu sangat sulit sekali. Tetapi bapak tersebut masih dapat menjalaninya dengan semangat dan selalu berusaha untuk dapat berjualan tanpa rasa malu. Bersyukurlah kamu yang hidup dengan semua-semua yang tercukupi, jangan lupa untuk selalu ingat dan lihat ke bawah ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H