Lihat ke Halaman Asli

CritieZ.....

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Menurut Anggelo (1995: 6), berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Menurut Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001: 1).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis yaitu proses intelektual secara aktif dalam membuat suatu konsep, menganalisis, mensintesis, memecahkan masalah, menyimpulkan, dan mengevaluasi dengan memberdayakan keterampilan atau strategi kognitifnya.

Dengan mengasumsikan bahwa peserta didik adalah orang dewasa yang dapat merencanakan tujuan secara aktif, memilih bahan yang baik dan bermanfaat, dapat memilih cara yang baik untukbelajar menganalisis dan membuat kesimpulan serta mampu mengambil manfaat dari pendidikan untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka dalam pembelajaran pendidik harus berdasarkan pada pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki siswa.

Ada tiga unsur penting dalam pembelajaran kritis yaitu peserta didik, pendidik, dan realitas masyarakat. Antara peserta didik dan pendidik mempunyai posisi yang sejajar dalam pembelajaran, yaitu subjek-subjek. Keduanya sama-sama belajar. Peserta didik maupun pendidik mestinya berangkat dari asumsi bahwa masing-masing mempunyai pengetahuan dan pengalaman. Sehingga yang perlu dilakukan dalam pembelajaran kritis yaitu berdialog, saling menawarkan atau memberi tentang apa yang telah mereka pahami dan mengerti. Tujuan dari pembelajaran kritis ini yaitu untuk menjadikan anak lebih kritis dan nantinya mampu menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline