Kamu berdiri di balik pintu.Aku memanggil, kamu diam.
Rasanya hati kita sudah terlampau jauh meminta dipersatukan.
Pada hari-hari berikutnya, aku menunggui mu di balik pintu yang sama.
Kamu tersenyum, lalu berbalik arah.
Ku tanya, "ingin ke mana?"
"Pergi"
"Meninggalkan aku?"
"Memang aku pernah meminta mu hadir?"
Aku tertawa sinis, bodohnya aku.
"Boleh aku bertanya sekali lagi?"
"Apaa?"
"Kamu tidak pernah melihat kehadiran ku selama ini?"
"Hmm. Menurut mu?"
"Seriiusss?"
"Aku tidak pernah meminta kehadiran mu.
Tapi Tuhan yang mengirimkan mu untuk hadir di sisiku."
Aku membuka pintu, padahal matahari baru saja bersinar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H