Lihat ke Halaman Asli

novhelisborty

Mahasiswa

Menjadi Perempuan Jawa atau Perempuan Makassar?

Diperbarui: 1 Januari 2020   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana sore di pantai Losari (Dokumentasi pribadi)

"Kita mau beli apa?"

Masih teringat jelas bagaimana percakapan pertama yang kudengar dari seorang penjaga konter pulsa ketika itu aku ingin membeli pulsa.

Ternyata kita adalah bahasa daerah di Makassar untuk mengatakan kamu. 

Jadi ketika ada yang berbicara "kita mau beli apa?" artinya "kamu mau beli apa?"

Hal pertama yang menjadi sorotanku, sopan ya. 'Kita' untuk menunjukkan kata 'kamu'.

Sebenarnya aku tidak lagi heran dengan segala adat, tradisi dan kebudayaan Makassar. Mulai dari pernikahan, pakaian adat, makanan khas bahkan kebiasaan.

Pertama, ayahku seorang lelaki Selayar. Kalau di Riau, kita menemui Batam sebagai salah satu pulau yang ada di sana. Begitu juga Selayar, salah satu pulau yang ada di Sulawesi Selatan. Tentunya, aku turut berbangga menjadi bagian dari budaya Makassar.

Namun ada satu hal yang menjadi renungan dan penyesalan, mungkin juga sebagian orang.

Apa?

Aku tidak sepenuhnya menguasai bahasa Bugis ataupun Selayar. Bahkan ketika bertemu dengan paman di Makassar dan diajak berbicara bahasa Selayar, aku hanya tersenyum (sayang sekali). Beliau menjadi tertawa dan beralih ke bahasa Indonesia.

Bahasa daerah menjadi salah satu sarana untuk mengakrabkan diri, kepada orang baru bahkan pada keluarga yang mungkin baru ditemui.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline