Dear Pak Effendi
Saya bingung dengan orang yang berpolitik sekaliber anda. Saya memang bukan siapa-siapa akan tetapi mendengar orang berpolitik seperti itu rasanya "Seperti permen karet yang manisnya sudah hilang karena terkunyah".
Sebenarnya saya agak sedikit kecewa dengan Bapak Jokowi pada awalnya. Akan tetapi melihat sepak- terjangnya sejak jadi Bupati Solo, Gubernur Jakarta, dan sekarang jadi Presiden saya terbiasa menahan diri. Saya lebih memilih memetakan puzzle di benak pikiran saya, sebelum saya berbicara dan mengerti.
Puzzle yang pertama (PDIP)
1. Mengapa PDIP dan Nasdem sangat memihak Bapak BG ? dan mengeluarkan statement mendukung Bapak BG. Apa yang diperjuangkan atau sebesar apakah pak BG itu sampai dipaksakan. Seberapa peranan pak BG agar PDIP pemenang Pemilu ? sampai rasanya ia lebih berharga dari pada Bapak Jokowi ?
2. Mengapa Bapak Hasto di tengah suasana yang panas ini mengeluarkan statement yang memperkeruh suasana ? mustahil dia tidak memperkirakan terjadinya peristiwa ini.
3.Dan mengapa PDIP begitu tega menempatkan Bapak Presiden ditengah situasi ini ? kalau ditanya waktu pemilu saya milih PDIP bukan karena PDIP ..karena Pak Jokowi...
4. Sekaliber Pak Efendi dan mbak Rieke yang sering mengeluarkan statement kritikannya ditengah suasana panas ? kalau saya di PDIP daripada saya sekeras itu di media, saya lebih memilih menyampaikan langsung. Sama seperti Bapak Ganjar atau pak Ahok.
Puzzle yang kedua (KPK)
1. Mengapa menyampaikan tersangka setelah Presiden menetapkan Pak BG sebagai Kapolri? bukankah dimedia ramai meributkannya saat pelantikan? kenapa jeda waktu sebelum pelantikan KPK tidak melapor ke Presiden terlebih dahulu? ada apa dengan KPK? jika saya menghubungkan dengan pernyataan Pak Hasto statement seperti itu saya bisa berpikiran anda bukan menyelamatkan negara ini ..anda ingin menjatuhkan nama. Presiden.
2. Mengapa tidak terlebih dahulu memproses dengan tata yang benar dan ttd untuk menjadikan tersangka hanya 2 komisioner yang menandatanganinya...Grusa-grusu kalau saya bilang.