Reporter Yulianus Magai
Jayapura, kompasiana.com- anak mudah Papua Sesilius Kegou setelah Terbitkan Buku pertama Nya berjudul "Jejak Darah" kini penulis Mudah Yang satu ini kembali terbitkan buku kedunya dengan Judul "Rintihan Suara Nyawa" buku kumpulan cerpen ini tiba di Nabire pada Kamis (1/12/2022).
Penulis Buku mengatahkan Dirinya menulis karena dengan melihat berbagai persoalan di Tanah Papua.
"Yang jelas bahwa Menulis adalah salah satu bentuk kreativitas edukasi. Karena tanah dan manusia Papua adalah pembuat kisah dan sejarah berbentuk kekerasan, kalitalisasi, ekplorasi, Pelanggaran HAM sehingga sebagai manusia Papua yang tersisa harus menulis semua itu. Bagi saya adalah lebih baik mati setelah perlihatkan realitas tanah Papua. Kata Sesilius Kegou Membatin.
Dirinya menulis buku ini karena banyak Orang Papua Yang mati karena berjuang kebenaran
"Buku ini saya tulis untuk orang-orang telah mati karena Kebenaran dan mereka yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa West Papua" Jelasnya.
Lanjut dia dia mengatakan, Terpenting adalah kader. Regenerasi sangat perlu, apalagi di Papua (generasi Papua) sangat minim literasi.
Bagi Saya Sesilius Kegou, Terpenting adalah kader. Regenerasi sangat perlu, apalagi di Papua (generasi Papua) sangat minim literasi. Maka harapan saya, literasi ini bisa membumi di Papua agar setelah kita merdeka, kita lenali bahwa Papua bukan bangsa budak. Ujarnya.
Buku Di tulis oleh Sesilius Kegou berjudul "Rintihan suara Nyawa"
Jika Tanah Papua di Pagari Mungki saja ku gunakan Tulang belulang ku. Tulang Tulang betis, tulang tulang pengupil, tulang tulang selangka, tulang tulang Hasta dan ku bentengi jejer. Tulang tulang kepala di atas manhadap Matahari terbit dari timur agar seluruh Rintihan Suara Nyawa di dengar Tuhan.