Lihat ke Halaman Asli

Yulianus Magai

Jurnalis mudah Papua

Kesejatian, Jhon Dan Tina Rawat Asmara

Diperbarui: 6 Desember 2022   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jhon dan tina Menyaksikan Aktivitas kota jayapura papua dari bukit jayapura city dok pribadi 2021

Oleh Yulianus Magai (*)

 Ini bukanlah sebuah Sandiwara belaka, bukan juga sebuah kebetulan. Ini juga bukan tentang cerita indah di Pulau Dongen. Cerita Yang ingin aku cerita ini juga tak seindah cerita di pulau dongen. Akan tetapi, cerita ini adalah kisahku. Aku (Tina) Dengan John Teman kecil Ku, Yang kini jadi pacarku. 

Aku ingin ceritakan kisah ini,  karena Bagi ku Ini adalah Kisah Yang aku tak akan terlupakan. kisah ini adalah kisah di garis waktu. aku sadar bahwa jhon adalah Hujan untuk Bunga ku. Begitu juga dengan aku. Jhon manusia paling sibuk, tidak ada banyak waktu untuk aku. karenanya aku bersedia jadi pelengkap untuk Jhon. Jhon percaya pada ku, dengan segala cinta dan kasih nya. Jhon Love You. 

Aku kenal Jhon kecil sejak SD, di Sekolah dasar Santo Stefanus Bomomani,  SD Yppk St stefanus Bomomani.  di sana kami sudah berteman sejak dari kelas 5 SD Bersama beberapa teman kami lain Nya. Seperti, sika Bendi dan lain nya.  hingga kini kami di bangku Kuliah, jadi, j aku mengenal John betul betul. 

Dia adalah lelaki pemalu, Jarang bermain denga kami, jika selama kelas. tapi dengan tingka dan karya, dia adalah sosok lelaki idaman. Aku kenal Jhon Di bomomani Mapia, di kaki gunung Kobouge. Gunung tumpuan harapan anak Negeri Mapia. Mapia, bomomani biasanya siang terik nya matahari,  pagi berkabut. tiap  pagi ini,  asap mulai keluar dari Rumah Milik warga, TandaNya sebagian, warga Bomomani  siapkan sarapan pagi.  Asap tungku api dan baku Yang muali menutupi Gunung Yadu dan beberapa bukit itu, kadang aku Bingun membedakan, karena asap antara kabut. Sangatlah Sama.

Tiap pagi sebelum anak anak dari Ekago kunu, Tugoukunu, dawaikuni, kogemani, Bomopa dan kameikebo datang ke tempat ini untuk menempuh  pendidikan di sekolah ini, aku lebih dulu ke sekolah karena Rumah ku berdekatan dengan Sekolah. Guru Bamolki, salah satu Guru tertua, Asal Oksibil pegunungan Bintang, Guru tua di Mapia, kawin dengan Orang Mapia dan Banyak Anak. anak anak nya tidak tahu berbahasa aksibil, kerena mereka berbaur dengan anak anak mapia di bomomani. Ia kini menjabat sebagai kepala sekolah SD YPPK St Stefanus BOMOMANI. tiap pagi Guru ini selalu Ngopi di depan Kantor sekolah, Ruangan Yang Bertatatap dengan Kelas 5 dan 6 itu. 

Sebelum aku ketemu Jhon, teman ku, Aku lebih dulu ketemu dengan Guru ini. Tiap pagi ia minum kopi, Sambil menikmati suasana. kopi buatan moanemani cap cenderawasih burung surgeuntuk papua, itu menjadi kopi pilihan nya waktu itu.

Aku lebih dulu ke sekolah kerena Rumah ku berdekatan dengan Sekolah.beda dengan Jhon, Yang harus ke sekolah dari Sebelum Gunung kegouto, dawaikunu ke sekolah. Anak anak Yang saat ini bersekolah adalah Harapan dan titisan orang Mapia, Karenanya melahirkan pikiran Yang cerdas orang harus sekolah".

 

Jhon sudah aku anggap seperti teman ku sendiri., Setiap hari aku selalu menghabiskan waktu dengan Dia. "Jika di dalam Ruangan kelas" ruangan paling ujung timur dari Bangunan Yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline