Lihat ke Halaman Asli

Setelah 40 Hari Tak Bersamamu Lagi

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Sabtu 23 Mei 2015, tepat 40  hari yang lalu engkau, Ayah kami, telah meninggalkan kami semua untuk selamanya. Kami tak menyangka pada hari Selasa, 14 April 2015 lalu, pukul 14.25 WIB Ayah menghembuskan nafas terakhir, meninggalkan dunia yang fana ini, kembali ke sumber kehidupan, yakni Allah pencipta Alam Semesta.

Ayah, sampai hari ini, kami sebenarnya masih belum siap melepaskanmu begitu saja. Kau masih saja tetap hidup di angan-angan, pikiran, hati dan seluruh gerak-gerik hidup kami anak-anakmu. Sampai-sampai kami terkadang meneteskan air mata bila kami tak sanggup lagi menerima kenyataan ini.

Kenapa kami begitu bersedih setelah engkau pergi? Karena apa pun yang kami lakukan selama ini hanya untuk membahagiakan Ayah dan Ibu. Kami berjuang baik itu dalam pendidikan maupun dalam pekerjaan, sebenarnya hanya untuk membahagiakan Ayah dan Ibu. Ayah merupakan salah satu energi terbesar kami untuk maju. Namun ketika Ayah sudah tiada, kami sempat terjatuh, tak berdaya lagi.

Kami kehilangan sandaran, tempat untuk berbagi cerita manis dan pahitnya hidup yang kami alami di perantauan. Kini kami harus menerima kenyataan baru, kami tak perlu lagi pulang ke rumah untuk bercerita tentang keluh kesah kami. Kau telah ada bersama kami kapan pun dan dimana pun kami berada. Semoga Tuhan menguatkan kami untuk memulai sesuatu yang baru ini.

Kini, Ayah telah pulang kepada sang Khalik 40 hari yang lalu. Doa kami membumbung bagaikan dupa ke hadiran Allah maha kuasa agar berkenan menerima Ayah di sisi Allah. Kami yakin berkat kemurahan dan pengampunan dari Alla, dosa-dosa ayah akan diampuni.

Kami juga sudah mulai merangkak maju, mandiri tanpa kehadiran ayah lagi. Kami akan berjuang untuk menyelesaikan cita-cita yang pernah kita rencanakan bersama. Memang banyak kisah indah bersama Ayah yang tak mungkin bisa kami lupakan seumur hidup kami, hingga ajal menjemput. Kisah-kisah itu tetap hidup dalam setiap langkah kami.

Ayah, beristirahatlah dalam damai. Doakanlah kami agar iklas melepaskan kepergianmu dan kami kuat menghadapi setiap tantangan kehidupan di dunia ini. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline