Lihat ke Halaman Asli

Noven Suprayogi

Dosen Departemen Ekonomi Syariah - FEB Universitas Airlangga

Cybergogy dan Masa Depan Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 11 Mei 2021   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sekolah dan kuliah daring sudah berjalan hampir tiga semester di Indonesia, tanpa kita sadari pembelajaran daring sejak awal pandemi tahun 2020 sampai dengan semester ini menyadarkan kita bahwa perilaku belajar peserta didik telah berubah, begitu juga dengan peran guru serta dosen pun mulai berubah dalam proses pembelajaran. Selama pembelajaran daring penuh telah menyadarkan kita bahwa peran para pendidik dalam memberikan ilmu pengetahuan telah terdisrupsi oleh google dan youtube. 

Google semakin hari semakin lengkap fiturnya, apapun yang ingin diketahui oleh manusia semua tersedia di google, mulai dari pertanyaan yang paling sulit hingga pertanyaan yang paling remeh temeh semua tersedia di google. Begitu juga dengan youtube, semua hal yang ingin diketahui oleh manusia tersedia lengkap dan penyajiannya lebih menarik dengan informasi berbasis video jika dibandingkan dengan video streaming guru dan dosen ketika berada di kelas daring. 

Selama pembelajaran daring pun sudah menjadi rahasia umum banyak siswa dan mahasiswa menggunakan google dan youtube dalam menyelesaikan soal dan tugas dari guru dan dosen. Bahkan orang tua pun sangat terbantu oleh google dan youtube ketika sang anak kesulitan menyelesaikan tugas rumah, dan saat orang tua merasa kesulitan membantu sang anak, maka google dan youtube menjadi aplikasi penting bagi anak dan orang tua untuk membantu kelancaran proses belajar selama pembelajaran daring penuh dalam tiga semester ini.

Berdasarkan data Digital Report 2021, yang dikeluarkan oleh Data Reportal pada bulan Februari 2021, menyebutkan bahwa google dan youtube menjadi website yang paling banyak di akses oleh masyarakat Indonesia selama tahun 2020. Data tersebut juga menyebutkan bahwa selama tahun 2020 rata rata masyarakat Indonesia mengakses internet dalam satu hari adalah 8 jam 52 menit, serta jumlah telepon genggam di Indonesia jumlahnya 345,3 juta unit atau 126,6% dari total penduduk Indonesia. 

Per Januari 2021, berdasarkan data Digital Report 2021 tersebut, jumlah pengguna internet di Indonesia naik 15,5% jika dibandingkan dengan data per Januari 2020. Data data tersebut memberikan gambaran bahwa kehidupan masyarakat Indonesia semakin hari semakin tidak bisa terlepas dari akses internet. Dunia pendidikan di Indonesia, terutama dunia pendidikan tingkat menengah dan pendidikan tinggi harus segera melakukan proses perubahan terhadap peran dan fungsi pendidik dalam proses pendidikan serta perubahan strategi dan metode pembelajaran, agar fungsi pendidik dalam proses pendidikan nasional masih tetap relevan. Oleh karena itu, hal penting yang harus dikuasai oleh para pendidik di Indonesia agar peran dan fungsinya tetap relevan dan kontributif dalam proses pendidikan di era digitalisasi kehidupan adalah ketrampilan cybergogy.

Model pembelajaran cybergogy dikenalkan oleh Wang & Kang (2006) dalam artikel yang berjudul Cybergogy for Engaged Learning: A Framework for Creating Learner Engagement through Information and Communication Technology. Artikel tersebut menjelaskan bahwa cybergogy adalah model pembelajaran daring dengan memperhatikan aspek kognitif, sosial dan emosional sehingga peserta didik dapat tercapai kompetensi yang diharapkan serta terlibat aktif selama proses pembelajaran. 

Cybergogy merupakan model pembelajaran untuk membangun ekosistem belajar yang kondusif bagi pembangunan ketrampilan, pengetahuan, dan emosional peserta didik dengan memanfaatkan teknologi informasi. Era cybergogy saat ini, menuntut para pendidik di Indonesia untuk memiliki skill dalam penguasaan teknologi informasi selain skill dalam aspek pedagogik. Pada masa sekarang dan masa depan, seorang pendidik tidak cukup hanya berbekal ketrampilan pedagogik saja, harus memiliki ketrampilan penggunaan tekonologi informasi untuk membangun ekosistem belajar yang kondusif bagi pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan emosional peserta didik.

Cybergogy merupakan jawaban atas kekuatiran dunia pendidikan Indonesia saat ini, yaitu kekhawatiran penurunan pengetahuan, ketrampilan dan emosional peserta didik akibat pembelajaran daring. Kekuatiran tersebut cukup beralasan, mengingat selama ini ketrampilan cybergogy belum pernah diberikan ke para pendidik di Indonesia. Pendidikan dan pelatihan para pendidik di Indonesia selama ini hanya berfokus pada peningkatan skill pedagogik semata. 

Ketika pandemi berlangsung, dan memaksa pembelajaran harus dilakukan secara daring penuh, maka tampak nyata keterbatasan ketrampilan cybergogy pendidik di Indonesia. Pembelajaran daring selama tiga semester ini hanya sekedar memindahkan kelas belajar luring ke kelas daring melalui aplikasi belajar daring, tanpa merubah strategi dan pembelajaran yang disesuaikan dengan pembelajaran daring sehingga ekosistem belajarnya belum terbangun. Jika para pendidik di Indonesia masih tetap menganggap kondisi saat ini adalah kondisi darurat, sehingga berharap kelas luring segera berlangsung, sedangkan pandemi tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya, sehingga tidak segera melakukan perubahan, maka dunia pendidikan Indonesia akan memasuki masa suram.

Belajar dari pengalaman pembelajaran daring penuh yang telah memasuki semester ketiga ini, maka yang harus dilakukan oleh pemerintah bersama dengan seluruh elemen pendidikan di Indonesia adalah melakukan pelatihan masal tentang ketrampilan cybergogy bagi para pendidik untuk seluruh jenjang pendidikan. Investasi pelatihan masal cybergogy ini akan dapat dimanfaatkan untuk membangun konsep pendidikan masa depan Indonesia yang harus memasuki era digitalisasi kehidupan. 

Era digitalisasi sudah memasuki ranah pendidikan, dan sudah tidak bisa dihindari lagi, maka dunia pendidikan pun harus segera merubah diri agar bisa tetap relevan dan kontributif dalam membangun generasi emas Indonesia di masa depan. Salah satu tokoh pendidikan, John Dewey, mengatakan " if we teach today's students as we taught yesterday's, we rob them of tomorrow", maka mari kita selamatkan masa depan generasi emas Indonesia dengan mengubah metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan jamannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline