Lihat ke Halaman Asli

November Rainy

Guru SD Negeri 73 Pontianak Barat

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Model Pembelajaran PBL

Diperbarui: 13 Agustus 2023   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dari pola pikir yang awan dan kaku menjadi lebih modern. Pengkajian proses pembelajaran menuju kearah yang lebih efektif dan efisien tidak terlepas dari peranan pendidik sebagai ujung tombak pembelajaran di sekolah. Salah satunya adalah meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Motivasi belajar adalah dorongan dari luar (lingkungan) dan dalam diri peserta didik untuk mencapai tujuan belajar. Dengan adanya motivasi belajar, peserta didik akan senantiasa semangat untuk belajar tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Dengan adanya motivasi belajar, juga akan meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik itu sendiri.

Berdasarkan pengamatan lingkugan yang telah saya lakukan selama bekerja di SD Negeri 73 Pontianak Barat, ada beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar peserta didik diantara lain:

  • Peserta didik kurang bersemangat selama proses pembelajaran dan cenderung hanya menyimak materi yang diberikan
  • Proses pembelajaran kurang aktif karena peserta didik enggan untuk menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya.
  • Penyajian materi kurang menarik dan tidak sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
  • Metode pembelajaran yang diterapkan masih teacher center

Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi di kelas tempat saya mengajar, maka saya merasa perlu untuk melakukan suatu upaya perbaikan atau peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Namun, dalam melakukan hal tersebut saya mengalami beberapa kendala seperti:

  • Saat diskusi kelompok, masih banyak peserta didik yang belum memahami cara berdiskusi dan mengikuti langkah kerja di LKPD sehingga masih banyak peserta didik yang menyelesaikan LKPD tidak sesuai batas waktunya.
  • Masih ada beberapa peserta didik yang yang kurang aktif dalam pelaksanaan diskusi kelompok
  • Peserta didik kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya ketika pelaksanaan presentasi

Dilihat dari kendala-kendala tersebut yang dihadapi dari sisi kompetensi guru yang harus ditingkatkan adalah dalam bidang pedagogik maupun profesional sedangkan dari sisi peserta didik adalah motivasi belajar.

Upaya yang saya lakukan dalam memperbaiki kualitas proses pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajarn peserta didik, saya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).  Selain menggunakan model PBL, saya juga menerapkan Ice Breaking dalam proses pembelajaran, misal dalam pembentukan kelompok, dalam menentukan kelompok yang persentase, dan/atau meningkatkan kembali semangat peserta didik. Saya juga melakukan beberapa hal untuk mengatasi kendala yang saya temukan, seperti:

  • Untuk peserta didik yang belum memahami cara berdiskusi dan mengikuti langkah kerja di LKPD, saya membimbing peserta didik tersebut agar lebih memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan LKPD.
  • Untuk peserta didik yang menyelesaikan LKPD tidak sesuai batas waktunya, saya membimbingnya agar dapat membuat pembagian tugas diskusi, sehingga dapat memudahkan mereka menyelesaikan dengan tepat waktu.
  • Untuk peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi, saya membimbingnya untuk lebih memahami tugas yang akan dilakukan, sehingga mereka yang kurang aktif menjadi lebih aktif saat kegiatan diskusi
  • Untuk peserta didik yang kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya ketika pelaksanaan presentasi, saya membimbing mereka dan memberikan lebih banyak kesempatan kepada mereka dalam berbicara di depan kelas, serta tetap memberikan semangat dan apresiasi kepada peserta didik atau kelompok yang sudah tampil dan mengungkapkan pendapatnya.

Proses pelaksanaan pembelajaran dengan Model PBL disesuaikan dengan sintaks PBL itu sendiri, mulai dari orientasi masalah, mengorganisasi peserta didik, membimbing penyelidikan, persentase, dan evaluasi, kemudian saya juga menerapkan ice Breaking dalam pembelajaran. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran. Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Guru dan peserta didik kelas V SDN 73 Pontianak Barat. Sumber daya yang diperlukan adalah LCD Proyector sebagai alat bantu menampilkan Powerpoint saat proses pembelajaran.

Berdasarkan data yang saya dapatkan dari lembar observasi motivasi belajar peserta didik sebelum saya melakukan tindakan, rata-rata motivasi belajar dari 33 peserta didik di kelas V SDN 73 Pontianak Barat adalah 2,17, sedangkan rerata hasil belajar peserta didik adalah 64,67 dari KKTP 78 . Setelah saya memberikan tindakan, terjadi peningkatan pada rerata motivasi belajar peserta didik menjadi 3,35 dan rerata hasil belajar peserta didik menjadi  85,17.

Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa upaya yang saya lakukan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik di kelas V SDN 73 Pontianak Barat. Selain itu upaya yang saya lakukan juga berdampak positif bagi peserta didik seperti:

  • Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk gambar dan video pembelajaran yang ditayangkan berbantukan powerpoint secara umum dapat dikatakan efektif dan sudah dapat membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran dimana pada saat pembelajaran  sebelumnya antusias peserta didik sangat kurang saat proses KBM. Namun setelah pembelajaran menggunakan TPACK peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran dikelas.
  • Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning membuat peserta didik  lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode sebelumnya yang berpusat pada guru. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan peserta didik yang meningkat dibandingkan sebelum menggunakan model PBL.
  • Penggunaan LKPD yang dilengkapi dengan langkah-langkah yang jelas dapat membantu peserta didik dalam melaksanakan diskusi. Sehingga pelaksanaan diskusi berjalan terarah dan peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam melaksanakan diskusi.

Hasil yang didapatkan selama proses pembelajaran adalah sangat efektif karena sudah dapat membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran terlihat dari indikator keaktifan peserta didik yang meningkat.

Pembelajaran ini sangat ditentukan oleh penguasaan guru terhadap model pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan LKPD, serta modul ajar yang sesuai dengan model pembelajaran. Dan  disini saya menggunakan model pembelajaran PBL dengan media pembelajaran berupa gambar dan video pembelajaran yang ditampilkan menggunakan powerpoint dengan bantuan LCD proyector. Saya juga menggunakan LKPD yang menampilakn langkah-langkah pelaksanaan diskusi dengan runtun. Serta proses pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang saya buat dengan menerapkan model pembelajaran PBL.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline