ORIENTASI
Para bidadari sudah turun untuk memberikan penghormatan kepada salah satunya perempuan didunia yang sudah dipilih sebagai sang Ardhaneswari, yang berarti perempuan pertama yang menurunkan raja-raja besar dipulau jawa ini. tidak heran sebagai sang Ardhaneswari, Ken Dedes adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. Apa benar kabut tebal itu turun karena adanya bidadari turun dari langit?Gajah Mada tidak bisa menyembunyikan senyumnya dari kakek tua, yang membicarakan cerita itu dan mengaku memergoki para bidadari itu, lalu menganbil salah satu dari perempuan tersebut untuk dijadikan istrinya.
PENGUNGKAPAN PERISTIWA
Sudah jauh soal kabut tebal juga, siperempuan penyihir dari Ghirah marah dan menebar tenun, kabut terlalu tebal menyebabkan penyakit tidak hanya turun di wilayah tertentu. Empu menebas pelepah daun keluwih yang melayang ke atas ketika membacakan japra matra. ampak-ampak pedu itu sangat lebar dan menelan luas negara dari ujung ke ujung. Ketika sebelumnya siapun tidak sempat memikirkan, dan saatnya siapapun tiba-tiba merasakan bagaimana menjadi orang buta yang tidak bisa melihat apa-apa
MENUJU KONFLIK
Gajah Enggon yang memohon izin untuk bertemu secepatnya melespas warastra, sanderan ada ciri-ciri khusus yang dibalas Gajah Mada dengan anak panah yang serupa melalui isyarat khusus itu
PUNCAK KONFLIK
"Prajurit bernama Klabang Gendis mati dengan anak panah yang tertusuk di tenggorokannya. Tidak ada jejak pertengkaran apapun," orang yang bisa melepas anak panahnya. Gajah Mada menengadah menatap langit.
"Bhayangkara"
"Ya," saut Gagak Bongol . "Siapa?" lanjut Gajah Mada