Lihat ke Halaman Asli

Mengisi Liburan

Diperbarui: 18 Mei 2016   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kepala Air" adalah sebuah kali atau sungai  yang begitu bersih. Masyarakat setempat menjadikan kali ini sebagai kali yang bermanfaat bbagi kebutuhan seperti mandi, mencuci pakain bahkan sumber air untuk dikonsumsi sehari-hari. 

Kepala air, menjadi objek wisata pertama bagi kami. Mengisi hari libur dan mencoba mengunjungi daerah tempat pengabdian kami. sebenarnya ada beberapa kali yang dijakan masyarakat setemmpat untuk sarana mandi- mandi alias objek wisata. maklumlah, di daerah Kabupaten Yahukimo belum ada tempat wisata seperti di kota- kota besar yang sudah maju. 

img-0278-jpg-573beba6107f61750555dfb2.jpg

Hari itu, saya dan beberapa teman telah menyepakati untuk pergi ke "Kepala Air". Kami mendapat informasi dari beberapa warga dan siswa di sekolah bahwa kali ini memiliki air yang sangat bersih. Kami pun memutuskan akan berangkat dengan menumpang truk ataupun pick up yang bersedia mengantarkan kami ataupun memiliki arah yang sama untuk menuju Kepala Air.Persiapan yang kami lakukan pun terbilang amat rapi, kami membawa bekal makan siang, membaw dan yang tak kalah pentingnya adalah payung. Ya, kami senantiasa bertemankan dengan payung. hal ini dikarenakan cuaca kota Dekai yang mudah berubah-ubah setiap waktu. Terutama pagi itu cuaca sangat terik, naumn kemungkinan besar hujan bisa datang di siang atau sore harinya.

img-0276-jpg-573bebd85197735f07b055d0.jpg

img-6140-jpg-573bec1e5093734f0522ff66.jpg

Rasanya ingin kembali dengan alam di sana. Air di Kepala air begitu bersih. Ditambah lagi, kami  tidak usah mengeluarkan biaya apapun untuk membayar ongkos  alias "numpang".  Hanya butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai di Kepala Air. namun jangan ditanya bagaimana perjuangan kami unntuk bisa sampai di temapt ini untuk pertama kali. Kami awalnya berharap akan ada truk pasir yang akan melintas pada hari itu, namun kenyataan berbeda dengan harapan kami. Hari itu adalah libur nasional (saya lupa tepat tanggalnya). alhasil, kami harus berjalan kaki sejauh 500 meteran dahulu baru kemudian mendapat tumpangan pick up. kami berpikir kami akan diantarkan ke Kepala Air karena jujur kami belum ada yang tahu persis lokasi Kepala Air. Kami pun diturunkan di tengah jalan. Kami pun kemudian berjalan kaki, berharap ada mobil truk atau kendaraan apapun yang melintas ke arah Kepla Air sehingga bisa mengatarkan kami ke sana.

 Harapan kami berbuah manis, kami akhirnya bertemu dengan seorang warga pendatang suku  Toraja yang merupakan pemuda gereja tempat kami beribadah kami pun diantar ke lokasi "Kepala Air"

img-6217-jpg-573bf372d57a61060f667baf.jpg

Bermain air, meloncat dari batang pohon yang tumpang di kali itu, serta bermain menguburkan tubuh salah seorang teman laki-laki, kami melepaskan rasa jenuh maupun kepenatan dengan kebersamaan itu. 

Dekai,  Desember 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline