Langit negeri ini berwarna abstrak, merepleksikan keadaan yang carut marut.Tanahnya berwarna abu-abu, seakan mewakili kebenaran yang sudah belepotan oleh kebohongan yang terjadi di Negeri ini. Udaranya berbau busuk oleh mayat-mayat Ibu dan anaknya yang tak sanggup lagi menghadapi kemiskinan yang mencekik akal sehatnya.
Ini Negeri 1001 Alasan, penuh dengan kebohongan publik yang telah meradang parah. Pemimpinnya selalu dikelilingi orang-orang kepercayaannya.Muda, ambisius dan "pintar". Jadi, jangan coba-coba mengganggu pemimpin negeri ini, mereka akan menyalak sejadi-jadi dengan argumen yang anak kecil pun tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya.
Para pembantu negeri ini adalah orang-orang "terpilih", namun pembiaran masalah yang kerap terjadi di masyarakat masih saja dipelihara, tanpa ada tanggapan yang berarti. Para pejabatnya sibuk memperkaya diri sendiri, tanpa peduli rakyatnya yang menggigil kelaparan.
Tidak ada solusi di negeri ini, hanya keluh kesah dengan alasan yang dibuat-buat. Para elitnya asyik dengan koalisi yang terbentuk melalui praktik " dagang sapi ".
Negeri ini hampir tidak memiliki kedaulatan, tercobak-cabik oleh rumpunnya sendiri, tanpa ada yang peduli.
Ini Negeri 1001 Alasan, ada saja alasan yang dikemukakan, tanpa sadar rakyatnya sedang sekarat !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H