Lihat ke Halaman Asli

Novanka Ramadhanti

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Apakah Sila Pertama Hanya untuk Mayoritas?

Diperbarui: 6 Desember 2019   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Oleh: Novanka Ramadhanti

Indonesia adalah negara yang memiliki letak strategis karena diapit oleh dua benua dan dua samudera yaitu, benua Asia & Afrika dan samudera Hindia & Pasifik. Wilayah Indonesia terdiri dari 17.504 pulau yang menyebabkan adanya keberagaman dan dikenal sebagai bangsa yang majemuk, dimana negara ini memiliki suku, ras dan agama yang berbeda.

Tetapi perbedaan tersebut terkadang menyebabkan konflik, salah satunya agama. Konflik tersebut dapat disebabkan oleh keegoisan dan kepentingan tersendiri. Indonesia sendiri adalah  negara yang memiliki mayoritas penduduk Muslim, dimana menurut hasil sensus penduduk Indonesia pada tahun 2010 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam.

Seperti yang kita ketahui, Pancasila dalam sila pertama berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" dan didalam sila ini menjelaskan tentang percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Agama dalam falsafah negara Indonesia telah dijelaskan dalam sila pertama, yang mana dalam hal ini Indonesia berdasarkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa atau monotheisme. Sejarah sila pertama ini tidak lepas dari pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.

Dalam pidatonya, Ir. Soekarno mengatakan, "Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing Indonesia hendaknya ber-Tuhan, Tuhannya sendiri.

Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al-Masih, yang Islam ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tapi marilah kita semuanya ber-Tuhan.

Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya menyembah Tuhan dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada "egoisme agama."  Dan hendaknya negara Indonesia suatu negara yang ber-Tuhan." (MK, 2010: 89).

Tetapi dari paparan pidato yang telah disampaikan oleh Ir. Soekarno, Indonesia pada era sekarang belum sepenuhnya menerapkan toleransi beragama. Hal ini diakibatkan oleh alasan kuat, diantaranya adalah sikap kelompok mayoritas yang menganggap dirinya memiliki kekuasaan atau pengaruh lebih besar dibandingkan kelompok minoritas dan merasa paling benar serta sikap belum bisa menerima perbedaan.

Contoh kasus intoleransi agama di Indonesia salah satunya adalah di Dusun Karet, Pleret, Bantul, Yogyakarta, seorang laki-laki bernama Slamet Jurniarto mendapat perlakuan tidak menyenangkan karena tidak diizinkan untuk menetap di dusun tersebut lantaran adanya aturan menolak penduduk non-muslim di desa tersebut.

Hal ini tidak hanya terjadi dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari tetapi juga terjadi di dalam sistem politik di Indonesia yang mengaitkan agama di dalamnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline