Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa. Sebagai bangsa yang memiliki jumlah penduduk nomor tiga terbanyak didunia, bangsa Indonesia harus bersyukur mengingat banyak potensi sumber daya manusia yang mampu diberdayagunakan untuk membangun negara ini. Namun, harapan tersebut masih jauh dari harapan, alasannya adalah masih kurangnya peran dan perhatian pemerintah terhadap potensi anak negeri. mungkin ini hanya pendapat, tapi berkaca dari fakta yang terjadi sampai saat ini, masih banyak "generasi muda" memilih untuk belajar dan bekerja diluar negeri.
Alasan yang jelas karena sikap profesional yang diterapkan oleh negara lain lebih memandang kualitas yang dimiliki personal pekerja nya. keahlian menjadi kunci utama agar mampu bersaing dinegara lain. berbeda dengan di Indonesia, sikap lebih mengutamakan orang yg dikenal tanpa memandang kualitas keilmuan masih saja terjadi baik di perusahaan negara maupun swasta. maaf klu ini hanya pandangan pribadi, tapi kebiasaan ini harus diubah, maindset bangsa ini harus selangkah lebih maju. persaingan ke depan semakin sulit.
gambaran diatas hanya sedikit dari kebhinnekaan yang masih belum memiliki rasa keadilan. makna kebhinnekaan ini sangat luas. Keberagaman suku, agama, ras dan daerah menjadi warna tersendiri bagi bangsa ini. belajar dari pendiri bangsa ini yang dengan rasa ikhlas dan berani mati, bisa mempertahankan tanah air untuk tetap berdiri sendiri. Tujuannya satu, agar kemerdekaan bisa dinikmati oleh anak cucunya kelak. keberagaman merupakan kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara lain, dan hal itu membuat negara lain ingin menguasai tanah air. Tambah lagi kekayaan alam yang bisa menarik perhatian negara asing, sehingga potensi alam Indonesia ini sudah kaya dari dulunya.
pertanyaannya adalah, apa yang menjadikan bangsa ini tidak bisa maju seperti negara lain yang sudah lebih dulu dinobatkan menjadi negara maju dan kaya raya?. ini yang harus kita jawab bersama-sama. pemerintah memiliki sumber daya terbatas, namun, kebutuhan yang banyak tidak sesuai dengan keinginan yang besar.
Sumber daya yang bagus terkadang gagal bersaing dengan alasan yang terkadang tidak masuk logika, mulai alasan bukan anak daerah sampai tidak memahami alur kerja perusahaan hingga pengalaman kerja. kendala ini yang membuat mereka lebih memilih bekerja diperusahaan asing yang lebih percaya akan kemampuan mereka, meskipun diberikan kesempatan percobaan beberapa bulan, ditambah jaminan kesejahteraan yang menjadikan mereka punya semangat dan fokus untuk bekerja.
Kesejahteraan pekerja dinegeri ini selalu jadi sorotan, padahal keuntungan perusahaan yg besar terkadang hanya dinkmati oleh segelintir karyawan diperusahaan tersebut. wajar, jika sebuah perusahaan perlahan mulai menurun omsetnya karena kesejahteraan karyawannya tidak diperhatikan. kembali pada topik kebhinnekaan tadi, hal tersebut harus diperhatikan oleh pemerintah agar tercipta keadilan yang sesuai dengan keahlian anak bangsa yang teruji dan terlatih. Memiliki etika dan moral yang baik sebagai pekerja profesional. Anugerah yang belum sepenuhnya disyukuri. Pengangguran dimana-mana, serta indeks kemiskinan bertambah seiring meningkatnya kebutuhan hidup.
oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik dan beretika ketimuran. sangat baik kiranya kita bisa menjaga keberagaman tersebut sebagai anugerah yang mampu meningkatkan gairah kehidupan dengan saling menghargai, saling membantu dan saling mengingatkan. sungguh miris melihat kondisi bangsa ini dimata bangsa lain. warga negara asing bisa betah tinggal di Indonesia karena keramahan masyarakat Indonesia yang dikenal sangat plural. tapi segelintir orang yang hanya bisa menjadi perusak dan perusuh untuk kepentingan pribadinya merusak itu semua. ibarat "nila setitik rusak susu sebelanga". inilah tugas kita menjaga agar kebhinnekaan yang dimiliki Indonesia tetap menjadi anugerah sampai seterusnya. kekuatan persatuan dan keramahan, rasa saling memilki dan menghormati, ditambah sifat gotong royong dan kekeluargaan merupakan modal untuk menjaga agar anugerah tersebut tidak hilang.
kalau bukan Kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi!!!...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H