Lihat ke Halaman Asli

Semangat Kerja Membangun Daerah

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gebrakan menteri-menteri kabinet kerja selama hampir satu bulan ini banyak didukung oleh para pihak, terutama bagi masyarakat yang selama ini belum terperhatikan, sekarang mulai diperhatikan. program pembangunan yang selama ini belum berjalan, kembali dijalankan. banyak hal positif yang bisa diserap oleh pemerintah daerah untuk "berlomba-lomba" membangun daerah masing-masing, terutama sejak kebijakan otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat.

logikanya, salah satu faktor penilaian maju atau tidaknya suatu negara adalah perkembangan perekonomian dan pembangunan daerah di suatu negara. semakin maju dan berkembang suatu daerah, efek positifnya adalah terbantunya tugas pemerintah pusat untuk membangun negara dengan semangat dari masyarakat di daerah-daerah. kenapa?, karena program pemerintah tidak akan berjalan dengan baik, apabila pemerintah dan masyarakat didaerah tidak mau ikut andil memberi dukungan terhadap program tersebut.

salah satu program yang harus didukung misalnya mengembangkan Desa. UU no.6 tahun 2014 telah mengatur secara jelas kewenangan yang diberikan untuk perangkat dan masyarakat desa membangun dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Desa tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama bidang usaha kecil dan menengah. dukungan pemerintah pusat dibuktikan dengan pemberian anggaran kepada Desa sebesar hampir 1 Milyar rupiah. jadi, kebijakan ini sanagt membantu program-program pemerintah daerah yang dimulai dari tingakat terendah dalam struktur pemerintahan negara, yaitu tingkat RT, RW dan Desa.

meskipun begitu, pengawasan harus tetap dilakukan sebagai salah satu langkah mencegah "para mafia anggaran" untuk tidak membuka celah menyelewengkan anggaran negara. semangat otonomi daerah diharapkan mampu membuka mata dan pola pikir perangkat daerah agar lebih bijak untuk mengembangkan potensi daerah sebagai langkah maju membangun perekonomian dan pembinaan sumber daya daerah.

Indonesia kaya akan Sumber daya Alam dan sumber daya manusia, namun belum dimaksimalkan dengan baik. ketidakmampuan pemerintah memanfaatkan sumber daya yang ada bisa kita lihat, salah satunya adalah penguasaan dari pihak asing untuk menguasai sumber daya alam, dimana seharusnya mampu dikelola oleh anak negeri. oleh sebab itu, langkah awal yang dilakukan adalah memberikan pembinaan dan keterampilan khusus pada generasi muda sebagai tenaga-tenaga kreatif untuk membangun daerah.

sikap pesimis dan paradigma bahwa "yang muda belum berpengalaman" harus dihilangkan dan dibuang jauh-jauh. sebab, apabila tenaga muda tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, maka mereka tidak akan pernah mendapatkan pengalaman. jangan heran, kalau tenaga produktif dinegeri ini banyak diminta oleh perusahaan luar negeri karena mereka lebih bijak dalam menjaring tenaga-tenaga muda yang produktif.

sikap bersaing secara sehat harus dihidupkan mulai saat ini, karena arah persaingan sehat adalah bersanding untuk satu tujuan, membangun negara bersama-sama, bukan bersama-sama menguras kekayaan negara.

jadi, kembali pada semangat kerja pemerintah baru. maka, seluruh rakyat juga harus bersemangat untuk sama-sama membangun daerah. efeknya, ketika daerah sudah mampu membangun perekonomian masing-masing, kesejahteraan rakyat bukan lagi menjadi "isu dan janji kampanye" tapi terbukti bahwa rakyat Indonesia mampu menyejahterakan dirinya sendiri dengan mendukung program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.

semoga, kita mampu mengubah pola pikir yang selalu berharap pada "tangan asing" menjadi sumber daya yang aktif dan kreatif membangun daerah sendiri, sehingga masuknya investasi dari luar negeri sebagai keuntungan tambahan bagi negara kita, bukan penguras kekayaan tanah air Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline