Lihat ke Halaman Asli

Novanda Havid Ramadani

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Deteksi Penyakit Kuning Pada Bayi dengan Kecerdasan Buatan dan Internet of Things

Diperbarui: 20 Juli 2024   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Bilitronic UGM

Yogyakarta, 20 Juli 2024 - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat telah mengembangkan alat revolusioner bernama Bilitronic. Alat ini menyediakan deteksi cepat dan monitoring kadar bilirubin menggunakan teknologi AI yang terintegrasi dengan IoT untuk penanganan bayi kuning secara non-invasif melalui spektrofotometri polikromatik dan fotopletismografi. Tim ini dipimpin oleh Ali Mochtar Ahdina Sabillarrosyad dengan anggota Luthfi Hanif, Novanda Havid Ramadani, Septian Eka Rahmadi, dan Alifa Cahya Nugraha.

Bayi Kuning: Masalah Kesehatan yang Serius
Neonatal jaundice atau bayi kuning adalah kondisi berbahaya pada bayi baru lahir yang ditandai dengan perubahan warna kulit, sklera, dan kuku menjadi kuning akibat penumpukan bilirubin yang berlebihan dalam darah. Kondisi ini dikenal sebagai hiperbilirubinemia dan menjadi nyata ketika kadar bilirubin melebihi 5 mg/dl. Menurut Hockenberry et al. (2009), penumpukan ini dapat menyebabkan komplikasi serius termasuk kerusakan otak dan kernikterus, yang dapat mengakibatkan cerebral palsy, kehilangan pendengaran, penurunan fungsi penglihatan, dan keracunan bilirubin.

Statistik Global dan Lokal Mengenai Bayi Kuning
Setiap tahun, sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir di seluruh dunia mengalami jaundice, dengan hampir satu juta berujung pada kematian (WHO, 2012). Data dari RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, mencatat 165 dari 1.093 kasus neonatus (15%) dengan jaundice antara Desember 2014 dan November 2015 (Dewi et al., 2016). Statistik ini menegaskan pentingnya penanganan hiperbilirubinemia yang efektif dan efisien.

Bilitronic: Solusi Monitoring Real-Time yang Non-Invasif
Bilitronic menjawab keterbatasan metode pengukuran bilirubin tradisional yang seringkali melibatkan tes darah invasif dengan waktu tunggu yang lama dan potensi ketidakakuratan. Dengan memanfaatkan teknik non-invasif, Bilitronic memastikan monitoring kadar bilirubin yang aman, cepat, dan akurat. Alat ini mengubah respon spektrum dari darah menjadi sinyal tegangan, menyediakan data real-time mengenai kadar bilirubin, oksigen darah, dan denyut nadi. Hasil pengukuran ditampilkan melalui LCD dan antarmuka web server yang ramah pengguna, lengkap dengan manajemen basis data pasien. Tahap awal pengembangan Bilitronic dimulai dengan merancang prototipe yang mengintegrasikan komponen spektrofotometri polikromatik dan fotopletismografi. Setelah perancangan, unit sistem diuji secara individual untuk memastikan setiap komponen berfungsi sesuai dengan spesifikasinya. Berdasarkan hasil pengujian unit sistem, prototipe lengkap Bilitronic dibuat dengan menggabungkan semua komponen yang telah diuji. Prototipe yang telah dibuat kemudian diuji kembali untuk memastikan akurasi dan keandalan alat. Kalibrasi dilakukan untuk menyesuaikan alat dengan standar medis yang berlaku. Selanjutnya, alat diuji secara keseluruhan dalam kondisi yang mensimulasikan penggunaan sebenarnya, dan hasil uji validasi untuk memastikan alat bekerja dengan baik dalam mendeteksi dan memonitor kadar bilirubin secara non-invasif.

Tampilan Alat

Sumber : Tim Bilitronic UGM

Ali Mochtar, Ketua Tim Bilitronic, menyatakan, "Kami sangat antusias dengan potensi Bilitronic untuk membantu tenaga medis dalam menangani bayi kuning secara efektif dan efisien. Harapan kami, alat ini dapat menjadi solusi yang mudah diakses dan digunakan oleh tenaga medis di berbagai fasilitas kesehatan."

lat ini menggunakan sensor RGB dengan fotodioda 3-wavelength untuk analisis warna dan intensitas cahaya  yang dimana memiliki sensitivitas tinggi serta sensor photoplethysmography untuk pengukuran denyut jantung dan tingkat oksigen dalam darah. Dengan bantuan Real Time Clock, sistem ini mampu mencatat waktu pengukuran dengan presisi tinggi, memastikan semua data relevan dengan waktu yang tepat. NodeMCU ESP32 berfungsi sebagai pusat pemrosesan data, mengumpulkan informasi dari sensor melalui koneksi I2C dan SPI, lalu menyimpannya di kartu SD untuk analisis lebih lanjut atau menampilkannya langsung di layar sentuh LCD TFT. Selain itu, ESP32 juga berperan sebagai server web, memungkinkan akses dan pemantauan data dari jarak jauh melalui koneksi Wi-Fi. Dengan Bilitronic, para tenaga medis dapat memonitor kadar bilirubin secara real-time dan mendapatkan data yang akurat, sehingga dapat memberikan intervensi yang cepat dan tepat bagi bayi yang mengalami kondisi bayi kuning. Alat ini memberikan solusi non-invasif yang nyaman bagi bayi dan efisiensi tinggi bagi tenaga medis dalam penanganan kondisi tersebut.

Meningkatkan Kesehatan Neonatal
Keunggulan Bilitronic mencakup sifatnya yang non-invasif, kemampuan monitoring real-time, integrasi IoT, dan sistem estimasi terjadinya hiperbilirubinemia. Alat komprehensif ini, yang terdiri dari komponen hardware dan software, bertujuan untuk membantu tenaga medis dalam penanganan dan pencegahan hiperbilirubinemia pada bayi secara aman, efektif, dan terpantau, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir akibat jaundice.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline